Borong, Vox NTT- Pementasan kampanye akbar pasangan Agas Andreas dan Jaghur Stefanus atau Paket Aset, calon bupati dan wakil bupati Manggarai Timur di Borong, Sabtu (09/06/2018), dihadiri 11.000 massa pendukungnya.
Massa yang mengikuti pementasan kampanye yang dirancang dalam nuansa adat itu datang dari 9 kecamatan di Kabupaten Manggarai Timur.
Sejumlah atraksi dan tarian adat yang ditampilkan dikabarkan sebagai upaya sadar Paket Aset untuk menghargai kearifan lokal Manggarai Timur.
Petrus Katas, Ketua tim pemenangan Paket Aset dalam press release yang diterima VoxNtt.com, mengatakan sesuai data yang dilaporkan oleh koordinator tiap kecamatan jumlah massa yang hadir sebanyak 11.000.
“Semua yang hadir bukan karena dimobilisasi, tetapi kerelaan dan keinginan pendukung untuk hadir. Ada ratusan kendaraan roda empat dan sepeda motor. Seni budaya yang ditampilkan itu, dikreasi dengan cara masing-masing untuk mendukung Paket Aset,” demikian keterangan Katas dalam rilisnya.
Masih dalam rilis itu, Calon Bupati Paket Aset, Agas Andreas menjelaskan, kampanye politik merupakan salah satu cara untuk meraih simpati masyarakat pemilih.
Menurut wakil bupati Manggarai Timur itu, kampanye yang berhasil adalah kampanye yang mampu menyentuh rasa batin dan nurani masyarakat. Air mata haru dan gelak tawa adalah tanda sentuhan kampanye itu berhasil.
Dikatakan, rasa kebahagian dan memori kebersamaan politik yang dibawa pulang massa kampanye.
Dia menambahkan, dalam kebersamaan politik masyarakat cenderung mengikuti pertimbangan emosional dan rasional.
Dua sisi emosional dan rasional adalah nurani publik dalam menentukan pilihan politiknya.
Ketika rasio tak mampu memikul muatan isi kampanye, rasa dan emosi bisa menjadi perangkat lunak untuk menggotong semua niat politik pilihannya.
Dia menambahkan, irasional memang, tetapi itulah nurani politik masyarakat.
Nurani publik punya logika politiknya sendiri. Sebabnya, politik pun terkadang tak mampu memahaminya.
Dalam konteks itulah, kata Agas, diperlukan budaya. Kehadiran budaya dimaksudkan sebagai cara penghalusan nurani publik tersebut.
Melalui budaya, masyarakat mampu menerjemahkan keingingan dan pilihan politiknya. Begitu pun calon pemimpin mampu menyimpulkan aspirasi masyarakat. Itulah nilai kearifan dalam budaya.
Agas menegaskan, sebagai orang Manggarai, kearifan budaya tercermin dalam setiap laku, sikap, simbol, nyanyian, go’et (ungkapan adat Manggarai), tarian, makanan dan doa.
Semua itu perlu dirangkul kembali demi politik Pilkada yang berbudaya.
Dalilnya, kearifan budaya akan menuntun perilaku politik yang bernuansa kekeluargaan, santun dan menyenangkan.
Dia menuturkan, dengan nuansa budaya dan kegembiraan bersama, para pemilih, simpatisan dan Sahabat Aset diharapkan mendapatkan pesannya.
Itu terutama pesan budaya dan politik yang hendak diperjuangan dalam kepemimpinan paket nomor 1 itu lima tahun mendatang.
“Matim Seber (Manggarai Timur yang sejahtera, berdaya dan berbudaya). Mari kita rayakan politik secara santun dan berbudaya. Kesantunan itu berkenanan dengan cara kita bertutur dan bertindak; berbudaya berkenaan dengan sikap kita menghadapi perbedaan,” ujar Ketua DPD PAN Matim itu.
Penulis: Nansianus Taris
Editor: Adrianus Aba