Larantuka, Vox NTT-Nelayan di pesisir pantai Air Panas, Desa Mokantarak, Kecamatan Larantuka, Kabupaten Flores Timur merasa terganggu dengan keberadaan kapal ikan yang berlabuh di sepanjang pantai itu.
Pasalnya nelayan setempat kehilangan lahan untuk menangkap ikan karena daerah pesisir pantai sudah dipenuhi kapal-kapal ikan dari luar daerah yang berlabuh.
Keluhan itu disampaikan Antonius Kerans (29), salah satu warga Air Panas kepada VoxNtt.com pada Senin, (30/01/2018) malam.
Ton demikian disapa, mengatakan daerah pesisir pantai Air Panas selama ini digunakan masyarakat setempat untuk menangkap ikan. Namun dengan berlabuhnya kapal-kapal ikan membuat mereka kesulitan menangkap ikan.
“Kapal-kapal penangkap ikan asal Larantuka hingga Bima berlabuh di sini memenuhi pesisir pantai hingga berminggu-minggu. Hal ini membuat kami tidak bisa menangkap ikan karena kapal sudah berlabuh memenuhi daerah pesisir,” ungkap Ton.
Keluhan lain disampaikan Bertin Huber Odjan(27) tokoh muda setempat.
Bertin, demikian disapa, menyesalkan ulah para anak buah kapal (ABK) yang buang air besar (BAB) di sembarang tempat karena mengganggu aktivitas masyarakat di pantai.
“Mereka BAB di sepanjang bibir pantai. Kita kalau jalan tidak hati-hati bisa injak,” kata Bertin kesal.
Mayarakat di sana, lanjut Bertin, sangat mengharapkan peran Pemerintah Daerah Flotim untuk menanggapi keluhan mereka. Apalagi daerah pesisir pantai Air Panas merupakan lokasi wisata.
“Daerah ini adalah lokasi wisata. Aroma BAB akan sangat menganggu kenyamanan pengunjung. Dulu hal ini sudah kami sampaikan ke pemerintah desa Mokantarak tapi belum ditanggapi. Jadi keluhan ini kami sampaikan kepada media dengan harapan instansi terkait cepat merespon persoalan ini,” ungkap Bertin.
Sementara itu Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Flotim, Ir. Maria Irene Erna Dasilva saat ditemui VoxNtt.com di ruang kerjanya, Rabu, (31/07/2018) siang, membenarkan kalau lokasi teluk Oka terutama di daerah pesisir pantai Air Panas selama ini digunakan kapal-kapal nelayan untuk berlindung dari gelombang dan cuaca buruk.
Erna berjanji akan berkoordinasi dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Flores Timur guna mencari solusi yang tepat.
“Daerah itu, dari dulu apabila cuaca buruk dan pihak kapal hendak melakukan perawatan kapal selalu dijadikan tempat untuk berlabuh. Namun baru kali ini pihak kami mendengar keluhan ini. Sebab daerah itu juga adalah lokasi wisata maka kita akan bangun koordinasi dengan Disbupar Flotim untuk mecari solusi yang tepat” jelas Erna.
Penulis: Sutomo Hurint
Editor: Irvan K