Kupang, Vox NTT- Sepekan terakhir, warga Nusa Tenggara Timur kembali digegerkan dengan berita dugaan penganiayaan dan pemerkosaan calon TKW, usai media ini merilis berita pengakuan MN/RN, korban asal Nagekeo.
BACA: Tak Layani Nafsu Perekrut, Calon TKW Dianiaya Hingga Kritis
Diberitakan VoxNtt.com, Jumat (10/08/2018), RN mengaku, pada Mei lalu dirinya dianiaya dan diperkosa perekrut atas nama Markus Kewo asal Boawae, Nagekeo di rumah Beni Banoet, pemilik PT. Darma Kerta Raharja, tempat RN ditampung bersama calon TKW lain sebelum akan diberangkatkan ke tempat tujuan kerja.
PT ini merupakan salah satu perusahaan penyalur tenaga kerja yang berdomisili di belakang Kantor Keuangan, Walikota, Kota Kupang.
Berdasarkan pengakuan RN, dirinya dianiaya karena tak sanggup melayani hasrat seks sang perekrut.
Akibat peristiwa naas itu, RN kini hanya mengurung diri di rumahnya karena mengalami sakit parah dan trauma berat.
BACA JUGA: Kapolres Ngada Siap Bantu Korban TKW
Dia menceritakan, saat dirinya diperlakukan demikian, orang-orang termasuk calon TKW lain yang ditampung di rumah Beni tak memberikan pertolongan apa pun. Padahal, dia sudah berteriak meminta tolong.
Dibantah Istri Beni
Sungguh malang nasib RN. Walau kini dia dalam kondisi sakit parah dan mengalami trauma berat, namun pengakuannya ditampik oleh Ida, istri Beni. Ida bahkan mengatakan RN berbohong.
Tak hanya menampik cerita RN, keberadaan korban dan Markus Kewo pun dibantah keras olehnya.
Ida, istri Beni yang diketahui berasal dari Medan, menyampaikan semua bantahan ini saat ditemui VoxNtt.com di rumahnya, Senin (13/08/2018) malam.
Ida mengaku tidak mengenal kedua sosok (RN dan Markus) dalam berita itu karena dia sendiri baru beberapa hari berada di rumahnya. Sebelumnya dia berada di Soe, Ibu Kota Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) sejak ayah mertuanya meninggal.
“Ooo sonde, mangkali salah. Beta sond kenal,” jawab Ida ketika ditanya terkait hubungannya dengan Markus Kewo dan RN.
Gestur tubuh Ida saat itu memang memantik kecurigaan. Ada kegelisahan dan keragu-raguan tergambar di raut wajah dan matanya. Dia juga terbata-bata saat memberikan jawaban tentang korban.
Jawabannya pun serba kurang nyambung dan susah dipahami maksudnya saat wartawan coba menghujaninya dengan beberapa pertanyaan.
“Kita dulu kan ada ini to, mangkali pas, pengaruh kan, pernah ini apa, eh sond tau, sond tau itu hari pengaruh kita di Soe baru pulang dari Soe ju. Su dua bulan. Saya dua bulan di Soe. Itu hari kan bapa tua meninggal to, saya sond kenal Markus Kewo, RN (inisial korban) juga sond kenal, nanti tanya bapa tua ko,” jawab Ida dengan terbata-bata.
BACA JUGA: Polres Kupang Kota Sudah Terima Berkas MN
Jawaban yang kurang jelas itu mengundang rasa penasaran dan ingin segera menemui suaminya.
Namun saat ditanya keberadaan sang suami, dia mengaku sedang tidak berada di rumah. “Tadi ada. Saya dari pagi jam 9 keluar,” jawabnya singkat.
Ketika ditanya terkait PT perekrut tenaga kerja milik keluarganya, dia juga berusaha untuk menyembunyikan hal tersebut, dia mengaku tidak tahu menahu soal urusan tenaga kerja.
“Aduh saya kurang tahu. Mengenai tenaga kerja saya kurang tau. Nanti tanya bapa sa e?,” jawab Ida.
Menurut dia, suaminya kerap sibuk dan susah ditemui. “Aduh, bapa tua itu kadang kalau keluar kota (diam, tak sambung), jangan sampai pi bapak mantu dong,” jawab Ida.
Apa yang disampaikan Ida semakin menaruh kecurigaan, pasalnya tak hanya ekspresi wajahnya yang penuh ragu-ragu tetapi juga beberapa kejadian sebelumnya membuktikan kalau dia sedang menampilkan kepalsuan.
Kendati demikian, cara Ida sama sekali tak membuat wartawan kehilangan akal agar membujuk kejujurannya. Alhasil setelah ditanya terus-menerus Ida akhirnya mengakui soal keberadaan perusahaan itu.
Namun dia menjelaskan, saat ini PT-nya itu sudah tidak aktif dan sedang mengurus pergantian PT yang baru.
Dia tidak jelaskan alasan mengenai pergantian PT tersebut, namun disinyalir dia bersama suaminya sering kali menggantikan PT.
“Kita ada ini, ada rekrut tenaga kerja tapi untuk sementara ini belum merekrut,” jelasnya sambil menanyai mengenai kasus RN.
“Itu kasus apa?,” tanyanya. Sementara sebelumnya, sudah dijelaskan mengenai kasus yang diduga melibatkan dirinya bersama suami.
Setelah dijelaskan kembali kronologis, sebagaimana pengakuan korban di media ini sepekan sebelumnya, barulah Ida mulai menjelaskan tentang kerja perusahaannya itu.
Menurut dia, PT yang dikelola suaminya itu hanya merekrut tenaga kerja ke luar negeri, bukan dalam negeri.
Hal itu dia jelaskan untuk membantah pernyataan Markus Kewo saat merekrut RN, dimana saat itu Markus menyampaikan pada korban akan bekerja di Jakarta dengan gaji Rp 3 juta per bulan.
“Kita luar negeri, tidak ada di Jakarta, tidak ada di mana-mana. Bisa saja dia ini to, kita itu luar negeri tidak ada ke Jakarta, ke mana. Kita rekrut ke luar negeri. Izin kita pun ada di Bajawa sana, begitu,” jelas Ida terbata-bata.
Dia juga mengakui mempunyai cabang di beberapa daerah di NTT.
“Kita ada cabang-cabang to. Ada di Bajawa sana, ada di Rote, pokoknya yang namanya rekrut, kita rekrut itu hanya luar negeri saja, ke Malaysia, Singapur, Taiwan,” jelasnya.
Namun demikian, Ida tetap membantah keberadaan RN dan Markus Kewo.
BACA JUGA: Penanganan Kasus TKW Dinilai Cacat Prosedur
Ia menjelaskan, beberapa bulan terakhir, perusahaannya tidak beroperasi dan tidak pernah merekrut tenaga kerja asal Nagekeo karena sedang dalam proses pergantian PT.
“Sementara ini PT kita, ada sementara ko, ganti PT, sementara diproses. Menurut saya, dari Nakekeo itu dari bulan enam, tujuh, delapan tidak ada proses,” jelasnya.
Ketika disampaikan bahwa kasus yang menimpa RN itu terjadi dari Mei-Juni, dia terus membantah bahwa selama setahun itu tidak pernah melakukan perekrutan.
“Pokoknya kita itu, pokoknya dalam ini tahun kekknya (kayaknya), anak-anak, izin, izin ada hanya bapa tua mungkin malas kerja,” tandasnya.
Dia menuding bisa saja korban dan Markus melakukan pembohongan atas nama perusahaannya.
“Bisa sa to rekrut ini, bisa saja dia bohong, bisa saja tapi saya nggak tahu,” jelasnya.
Dia juga mengaku, tidak akan memeroses tenaga kerja kalau dokumennya belum lengkap.
Keterangan Palsu?
Semua yang dijelaskan Ida diduga sarat dengan kebohongan. Pasalnya, sebelum bertemu, sekitar sejam sebelumnya wartawan sudah berupaya menemui dirinya bersama suami.
Namun saat pintu diketok, dari dalam tidak memberikan jawaban. Padahal, orang-orang di sekitar rumah itu mengakui kalau Ida sedang berada di dalam. (Saat diwawancara dirinya mengaku keluar dari pagi pukul 09.00)
Hal itu diperkuat dengan kondisi lampu di dalam rumahnya menyala, terdapat sepasang sandal jepit merk swalow, warna merah di teras depan rumah dan mobil Brio warna merah dengan nomor polisi DH 1912 AN sedang diparkir di garasi samping rumah.
Menurut orang-orang di sekitar rumahnya, mobil tersebut dipakai Ida. Sementara suaminya, Beni menggunakan sepeda motor.
Setelah diketok selama lebih dari 15 menit dan tidak memberikan jawaban, wartawan berdiri agak jauh dari rumah Beni sembari mengamati kondisi rumah tersebut.
Sebelumnya diceritakan juga oleh orang-orang di sekitar, suami Ida biasa pulang malam menggunakan sepeda motor.
Sekitar satu jam kemudian, sebuah sepeda motor masuk ke rumah, diduga kuat itu adalah suaminya.
Ingin mendapatkan kepastian, wartawan segera bergegas kembali menuju rumahnya.
Setelah diketok, Ida kemudian keluar dan menemui wartawan sementara si pengendara motor yang diduga suaminya itu tidak keluar.
Selain Ida, di dalam rumah itu terdapat tiga anak, satu lelaki, dua perempuan masih kecil dan satu orang pemuda yang mengintip dari sudut pintu samping. Pemuda itu diduga sopir.
Mengenai pengakuan Ida bahwa dirinya baru beberapa hari berada di rumah tersebut, juga dibantah tetangganya.
Menurut orang-orang di situ, Ida selalu ada di rumah dan setiap pagi menghantar anak-anaknya ke sekolah.
BACA JUGA: Pengakuan RN Di SINI
Penulis: Boni J