Kefamenanu, Vox NTT- Plt. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten TTU, Gregorius Ratrigis mengaku pihaknya kesulitan untuk memenuhi target pendapatan asli daerah yang telah dibebankan kepada pihaknya, terutama PAD yang bersumber dari operasional traktor.
Sebelumnya target PAD yang dibebankan kepadanya yakni Rp 500 juta dengan mengoperasikan 12 traktror yang akan disewakan kepada masyarakat. Namun, masuk triwulan ketiga 2018 ini baru mendapatkan setoran Rp 96 juta.
“Target PAD yang dibebankan ke kami untuk operasional traktor itu harus Rp 500 juta. Laporan terakhir yang saya terima itu sampai sekarang, baru yang masuk dari operasional traktor itu Rp 96 juta. Jujur saja, kami memang mengalami kesulitan,” jelas Ratrigis saat diwawancarai VoxNtt.com di ruang kerjanya, Kamis (30/08/2018).
Ia menjelaskan, kesulitan yang dialami pihaknya karena kurangnya animo masyarakat untuk menyewa traktor yang disediakan pihaknya.
Hal ini kata dia karena saat ini masih banyak lahan warga yang dipenuhi dengan tanaman singkong, sehingga belum bisa diolah untuk musim tanam 2018/2019.
Selain itu, ia juga menduga traktornya tidak diminati warga karena kesulitan ekonomi sehingga tidak mampu menyewa traktro tersebut.
“Memang kesulitan kita disitu sudah. Mungkin juga karena masyarakat mau sewa tapi terkendala di uang yang tidak ada,” tuturnya.
Meski PAD yang diperoleh pihaknya saat ini baru mencapai 20 %, ia mengaku optimis hingga akhir tahun pendapatan yang diperoleh dari operasional traktor bisa mencapai 50 % dari target yang ditentukan.
Guna mencapai target tersebut, kedepan pihaknya akan lebih giat membangun kerja sama dengan pemerintah desa agar bisa mengalokasikan dana untuk pengolahan lahan.
“Kita sekarang sudah kerja sama dengan desa Lapeom dan Fatuana. Jadi, sampai September ini pendapatan kita dari traktor bisa mencapai Rp 100 juta lebih. Kita optimis sampai akhir tahun, bisa melewati batas 50 %,” ujarnya
Penulis: Eman Tabean
Editor: Boni J