Kupang, Vox NTT- Manusia-manusia bodoh, malas dan tukang bohong atau gemar menipu, jangan pernah membayangkan diri akan menjadi manusia sukses melalui cara itu. Formula ini, berlaku universal, baik untuk kegiatan ekonomi bisnis, sosial maupun politik.
Demikian sari pati diskusi tiga jam tentang Pemberdayaan Ekonomi Umat Koperasi dan UMKM yang digelar Vox Point NTT, di Centrum Mahasiswa, Kupang, Minggu (24/2/2019) petang.
Diskusi bulanan ini digelar sebagai salah bentuk kegiatan diskursus dalam kerangka mendorong kesadaran politik, ekonomi dan sosial rakyat di lingkungan NTT.
Hadir dalam diskusi ini, Ketua Vox Point NTT, drg. Dominikus Mere, Sekretaris Ir. Herman Seran, MSc, tokoh politik Felix Pullu, academicus Undana DR. Philipi de Rozari, Pimpinan Media Online VoxNtt.com, Irvan Kurniawan dan Bonny Jehadin, Pius Rengka serta Moderator Vox NTT, RD Maxi Un Bria.
Diskusi mendalam digelar dengan tuntunan pemantik diskusi Drs. Vincent Repu, MA, dan Ir. Alex Lamba.
Viencent Repu, staf pengajar Fakultas Ekonomi Unwira sekaligus Ketua Koperasi Adiguna Kupang, dan Ir. Alex Lamba pengusaha NTT sama berpendapat bahwa tiadak ada satu pun bisnis dan aktivitas politik yang dikerjakan melalui cara malas, bodoh dan serial penipuan.
Dalam pandangan Vincent Repu, ekonomi umat kristiani di NTT hanya akan mungkin bergerak ke depan manakala mereka sanggup menolong diri sendiri bersama orang lain.
Menolong diri sendiri bersama orang lain artinya, para umat kristiani akan berekonomi kuat melalui salah satu jalan terbaik yaitu koperasi, selain bisnis individual yang digerakkan dengan semangat kerja keras, disiplin dan fokus.
Menurut Vincent Repu, mengikuti koperasi sangat disarankan karena sesungguhnya anggota koperasi di mana pun akan segera terhubungkan dengan jaringan ekonomi yang bersifat lokalistik, nasional, regional bahkan global.
Jaringan ekonomi itu tumbuh dan berkembang sudah merambah ke seluruh pelosok daerah, propinsi, negara dan para negara persemakmuran dan dunia.
Sambil menunjukkan kecenderungan peta ekonomi global, Vincent Repu, mengutip thesis pokok yang pernah dikemukan Tinbergen (1959) yang menyebutkan, pada masa depan kaptalisme akan bertemu dengan sosialisme. Itu artinya kapitalisme tidak akan mungkin kuat berjalan sendirian tanpa semangat sosialisme yang kuat pula.
Harus Punya Kapasitas
Ir. Alex Lamba menyatakan dengan tegas bahwa ekonomi umat kristiani pada dirinya sendiri menuntut hadirnya manusia yang memiliki kapasitas terandalkan.
Kapasitas yang dimaksudkan, demikian Alex, antara lain, pelaku bisnis memiliki tabiat jujur, kerja keras, tekun, bersikap hemat dan memiliki bawaan tanggung jawab sosial sebagai pemaknaan paling realistis dari ajaran Kristus.
“Sulit dibayangkan bisnis dan ekonomi dikerjakan oleh manusia malas, bodoh, suka tipu, dan bersikap boros,” ujar Alex.
Menurutnya, bawaan pribadi manusia sukses itu tampak jelas karena prasyarat sukses tampak melalui kapasitas individual yang kuat. Dikatakan, Anda tidak akan menghargai uang bernilai satu miliar jika tak sanggup menghargai uang satu rupiah.
Karena itu Alex menilai, tak ada etnik di dunia ini yang terpanggil secara kodrati menjadi manusia miskin dan bodoh,kecuali ada manusia yang bodoh, malas, tidak disiplin dan tukang tipu. Untuk mengembangkan usaha, akan sangat sulit dikerjakan oleh manusia dengan tabiat seperti itu.
Pengembangan usaha membutuhkan kapital (individu maupun modal di luar manusia) seperti system banking, koperasi dan fasilitas. Umumnya banyak pengusaha yang ingin mengembangkan usahanya dengan utang di bank dalam kerangka memaksimalkan kapsitas yang tersedia. Setelah itu, biasanya para pengusaha itu mencari jalan politik dalam kerangka mendapatkan fasilitas.
“Karena itu saya sama sekali tidak percaya dengan ungkapan ada tokoh politik yang sudah selesai dengan dirinya sendiri. Itu omong kosong paling besar,” ujar Alex.
Alex menyarankan agar untuk menjadi pengusaha yang baik, anggota umat tidak perlu dan tidak boleh malu. Karena malu tidak dibutuhkan dalam bisnis. Yang dibutuhkan dalam bisnis adalah untung yang diroses melalui kepercayaan yang tinggi dari banyak pihak. Seseorang dipercaya karena dia jujur dan cakap.
Dalam kasus umat kristiani di NTT, menurut pengamatan dua cendekiawan Vox NTT ini, banyak orang di NTT ini suka omong banyak, tetapi kurang banyak berbuat.
Menurut rencana diskusi rutin bulanan ini akan kembali digelar medio Maret 2019 dengan topik politik. Rencananya, yang bakal menjadi pemantik diskusi adalah Jenderal Goris Mere dan seorang rohaniwan.
Penulis: Febrina I Rengka
Editor: Eka