Ende, Vox NTT-Perum Bulog Sub Drive Ende masih mempertimbangkan sisi bisnis untuk menyerap dan memasarkan beras Mautenda di Kecamatan Wewaria dan beras Ekoleta di Kecamatan Detusoko.
Pasalnya, angka produksi beras petani belum dapat memenuhi permintaan bulog.
“Sebenarnya kami siap menerima tapi memang produksi kecil. Belum bisa memenuhi permintaan kita, 10 sampai 20 ton. Kalau produksinya dibawah satu ton, secara bisnis kita rugi,” ungkap Kepala Bulog Ende, Stephanus Kurniawan di ruang kerjanya, belum lama ini.
Ia menerangkan, Bulog Ende sesungguhnya punya niat untuk membeli beras premium. Niat itu muncul sejak acara launching beras Mautenda dan beras Ekoleta baru-baru ini.
Bulog Ende, kata dia, pada dasarnya ingin membantu masyarakat terutama para petani yang memproduksi beras.
Hal ini agar para petani tidak kesulitan untuk memasarkan hasil produksinya.
“Selama ini memang hanya menerima beras Mbay, Kabupaten Nagekeo. Karena kebutuhan permintaan dipenuhi bahkan lebih dari 20 ton. Kemudian kualitasnya juga baik,”katanya.
Selain jumlah produksinya berkurang, Stephanus mengusulkan agar beras-beras yang diproduksi di wilayah Kabupaten Ende tetap menjaga kualitas. Hal ini ditegaskan karena sebagai standar permintaan bulog.
“Kita minta mereka juga jaga kualitasnya karena itu adalah standar. Soal harga, sejauh ini beras premium bisa dikendalikan. Setidaknya bisa siapkan 20 ton supaya kita beli,” tutur Stephanus.
Penulis: Ian Bala
Editor: Ardy Abba