Ende, VoxNtt.com-Yohanes Sato (27) warga asal Desa Tomberabu II, Kecamatan Ende, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur pernah mengalami patah kaki pada bagian kiri akibat kecelakaan di tempat perantauan di Kalimantan pada tahun 2008 lalu.
Pada tahun 2012, ia dikirim oleh Pemerintah Kabupaten Ende ke Balai PSDW Makasar, Sulawesi Selatan untuk dibina sesuai seleranya pada bidang otomotif.
Di sana, Yohanes mengikuti pendidikan dan pelatihan hingga akhir Tahun 2013. Kemudian dikirim ke Cipinang, Bogor, Jawa Barat untuk mengikuti pelatihan lanjutan di Balai Rehabilitas Vocalsional atau BRV Cipinang.
Di tempat latihan tersebut, ia dilatih khusus pada bidang otomotif sembari terus mengasa bakat dan kemampuannya pada bidang olahraga.
Adapun olah raga kegemarannya seperti bola voly, voly duduk, bulu tangkis, dan tenis meja. Meskipun hanya satu kaki yang difungsikan, ia terus berusaha dan berlatih penuh semangat.
Dengan usaha yang gigih serta terampil pada bidang olahraga khususnya bola voly, Pemerintah Daerah Bogor kemudian merekrutnya untuk dilatih bermain Voly duduk.
Ikut Asian Games
Yohanes bersama dengan disabilitas sejenisnya asal Jawa Barat akhirnya mengikuti berbagai kompetisi tingkat Kabupaten.
Ia ditunjuk sebagai leader bersama penyandang cacat asal Bogor, Provinsi Jawa Barat.
Berkat kegigihannya, Pemerintah Propinsi Jabar kemudian mengontraknya untuk mengikuti Asian Games di Thailand Tahun 2014.
Tim yang ia pimpin tersebut akhirnya berlaga hingga final setelah dikalahkan oleh tim tuan rumah, Thailand.
Mereka berhasil membawa penghargaan berupa medali emas serta uang puluhan juta rupiah.
Beberapa kabupaten di Jawa Barat kemudian meliriknya untuk mengikuti beberapa laga olahraga di tingkat Propinsi itu.
Misalnya, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bogor, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Bandung Barat dan Kota Bandung.
Pemerintah Kabupaten Bogor akhirnya mengontraknya untuk mengikuti turnamen pekan paralimpyc Propinsi Jawa Barat Tahun 2016.
Sebelumnya, ia mengikut laga pekan paralimpyc Peparda Propinsi Jawa Barat pada tahun 2014.
Di tahun 2015, tim dari Papua memintanya untuk ikut pertandingan antar Kabupaten di Papua. Ia kemudian berangkat ke Papua.
Namun, karena hilang kontak, akhirnya ia tidak mengikuti kompetisi tersebut. Ia kemudian bekerja di sana dengan membuka bengkel otomotif selama 6 bulan.
Keberuntungan bagi dirinya kembali terjadi pada tahun 2016. Pemerintah Propinsi Jabar meminta Yohanes untuk mengikuti perlombahan pekan paralimpyc Provinsi Jawa Barat sekaligus mempersiapkan diri dalam Pekan Olahraga Nasional atau PON.
Akhirnya ia kembali ke Bandung untuk mengikuti dua laga tersebut hingga akhir tahun 2016.
Saat ini, Yohanes sedang cuti di kampung halamannya hingga awal Tahun 2018. Ia akan mempersiapkan diri untuk mengikuti Asean Games di Malasyia tahun 2018 mendatang, Olimpiade di Thailand pada tahun 2019 dan akan mengikuti Pekan Olahraga Nasional atau PON di Papua pada Tahun 2020 nanti.
Motivasi Dari Diri
Pria asal Tomberabu ini mengatakan, tidak ada yang memberi motivasi kecuali dirinya sendiri. Kemampuan yang dimiliki murni bakat dan hobinya sejak masih kecil.
Dia mengakui sejak kecil hingga usia 20-an sering bermain bola voly dan sepak takraw di kampung halamannya Tomberabu. Setelah di perantauan, ia tidak pernah berlatih karena sibuk bekerja.
“Setelah di tempat rantau saya tidak latih lagi. Saya lebih fokus bekerja untuk keluarga saya. Jujur, saya berasal dari keluarga yang dibilang miskin. Karena, bakat ini, kehidupan saya juga terbantu,”Kata pria yang kerap disapa Hans ini.
Pria tunggal dari Bapak Damianus Embu ini mengungkapkan rasa syukur atas motivasi dari dalam dirinya. Motivasi itu menjadi senjata dalam dunia olahraga versi disabilitas.
“Hanya karena saya cacat maka saya direkrut. Kalau seandainya saya tidak cacat berarti saat ini saya masih merantau di Kalimantan.”ungkap Hans.
Ia mengatakan, meski diwakili oleh daerah lain, tapi ia tetap mempromosikan Ende dimana daerah asalnya.
Ia berharap dukungan dari semua pihak, agar beberapa laga baik tingkat daerah maupun tingkat nasional dan negara dapat membawa hasil yang baik.
“Cukup berdoa saja. Semoga kita berhasil. Cukup itu”ujar pria kelahiran 1989 ini.
“Di sini saya bantu keluarga saya sebagai petani. Kami ke kebun, pilih kemiri dan menyiang tanaman jagung. Ya, namanya petani jadi kita kembali bertani,”Katanya lagi sambil tersenyum.
Sementara itu, Kepala Desa Tomberabu, Venantius, mengatakan akan mendukung Hans untuk mengikuti laga voly duduk pada Asean Games nanti.
Dukungan tersebut berupa doa dan motivasi agar bertanding dan memperoleh kemenangan.
“Kita akan dukung itu. Tapi lebih jauh, kita berharap agar tim-tim yang lakukan kontrak untuk tetap menjaga pada aspek kemanusian.”Katanya.***(Ian/VoN)