Kupang, Vox NTT- RD. Hironimus Nitsae, seorang pastor yang bertugas di Keuskupan Agung Kupang mengungkapkan kegelisahannya di balik perayaan Natal bagi umat Kristiani.
Ia mengatakan, perayaan hari kelahiran Yesus Kristus itu setiap tahun dijalankan setiap tanggal 25 Desember. Momen ini pun kerap dirindukan umat Kristiani.
Kerinduan itu dapat dilihat dari antusias umat Kristiani untuk mengikuti perayaan Ekaristi saat Natal di berbagai tempat.
Di balik antusiasme dan kerinduan umat Kristiani dalam melaksanakan perayaan Natal, Pastor Hiro menaruh rasa gelisah.
“Karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempengaruhi manusia.
Sehingga cara berpikirnya sangat rohaniah sebagai orang tua dan anak muda cenderung menaruh kepercayaan pada media sosial sehingga mengesampingkan penyerahan diri pada perayaan ekaristi,” kata Pastor pendamping KMK se-Keuskupan Agung Kupang itu saat bercerita dengan VoxNtt.com, Rabu (25/12/2019).
Ia menjelaskan, Natal merupakan sebuah momen, di mana Yesus Kristus memilih jalan menjadi manusia.
Namun demikian, Pastor Hiro menilai kebanyakan umat Kristiani menghadirkan diri di gereja dalam perayaan Ekaristi, tetapi pikiran masih ada di sosial media (sosmed).
“Walaupun kita di dalam gereja, tapi kita masih berselancar di sosial media,” tandasnya.
Pastor Hiro menambahkan, kerendahan hati itu bagian dari membangun kesederhanaan.
Oleh karena itu, umat Katolik harus belajar dari Yesus Kristus agar bisa membangun kerendahan hati dalam hidup.
Menurut dia, salah satu poin kesederhanaan adalah mengikuti perayaan Ekaristi. Sebab itu, umat tidak boleh egois dengan perayaan Ekaristi itu sendiri.
“Apalah artinya Natal kalau kita mengikuti perayan Ekaristi tidak secara serius. Apa artinya Natal kalau kita mengikut perayaan Ekaristi sementara pikiran kita sibuk di sosial media?” tukas Pastor Hiro.
Pastor Hiro mengatakan, momen Natal adalah pengorbanan Yesus Kristus, di mana Ia menjelma menjadi manusia.
Yesus dilahirkan dalam bentuk kesederhanaan di kandang gembala. Ia pun lahir dalam suasana kesederhanaan.
Sebab itu, Pastor Hiro berpesan agar umat Katolik harus melawan keangkuhan diri dengan tidak cenderung terlampau jauh tenggelam dalam perkembangan teknologi dan mengabaikan sosialisasi dengan sesama.
Penulis: Ronis Natom
Editor: Ardy Abba