Borong, Vox NTT-Dana insentif bagi para pendamping sosial Program Keluarga Harapan (PKH) di Kabupaten Manggarai Timur (Matim) sudah dicairkan, Selasa (03/03/2020).
Hal itu disampaikan Amandus Tukeng pendamping Sosial PKH di wilayah Desa Colol, Desa Wangkar Wel dan Desa Wejang Mali, Kecamatan Poco Ranaka Timur.
“Saya mengucapakan terima kasih kepada pihak Dinsos Matim yang sudah merespon baik keluhan kami pendamping PKH Manggarai Timur,” ucapnya.
Baca: Dana PKH Diduga Mengendap di Dinsos Matim
Menurutnya, dana tersebut merupakan insentif para pendamping PKH selam tiga bulan yakni Oktober-Desember tahun 2019.
“Proses pencairannya dimulai jam 11.00 Wita waktu itu dan dibagikan oleh Koordinator Kabupaten (Korkab) PKH Matim, dengan jumlah uang yang diterima oleh setiap pendamping sebesar Rp 750.000,” ujarnya.
Sebelumnya, Tukeng menyampaikan kekecewaannya lantaran dana insentif belum juga diterima. Bahkan kata dia, Dinsos hanya memberikan janji, mamun belum ada direalisasi.
“Mewakili teman-teman pendamping sosial PKH saya menyampaikan rasa kecewa terhadap pihak Disos Matim yang telah mengabaikan hak kami sebagai pendamping,” keluhnya.
Kepala Bidang Kesos Dinas Sosial Matim Don Tue Nuwa meminta para anggota PKH untuk bersabar.
“Mohon bersabar dalam waktu dekat ini paling lambat tanggal 13 Maret,” katanya.
Dirinya juga mengaku bingung lantaran baru dimutasi ke dinsos dan dihadapkan situasi seperti sekarang ini.
“Mohon bersabar ya ase (adik),” ujarnya.
Terkait keterlambatan itu juga anggota DPRD Provinsi NTT Yohenes Rumat turut menyampaikan rasa kekecewaannya.
“Kita kecewa apalagi anggaran 2019 sudah terlampau lewat dan tahun anggaran baru 2020 sudah dipalu juga,” ujar politisi PKB itu.
Ini artinya kata dia, ada salah urus atau patut diduga uang itu hilang atau disalagunakan. Sebab jelas Rumat, kewajiban para pendamping PKH sudah berjalan dengan baik, sementara haknya tak tahu rimbanya.
“Kami sebagai Mitra dari Dinas Sosial tentu merasa ikut bertanggung jawab dan ikut mempertanyakan apa penyebabnya,” ujar Sekretaris Komisi 5 sekaligus ketua DPC PKB Matim itu.
Penulis: Sandy Hayon
Editor: Ardy Abba