Ende, Vox NTT-Persekutuan adat Tana Detunggali di Desa Fataatu Timur, Kecamatan Wewaria, Kabupaten Ende, NTT menggelar ritual adat ‘Joka Nitu Noa‘ pada Sabtu (04/04/2020).
Menurut Mosalaki Pu’u Ria Bewa Tana Detunggali, David Mboi, upacara adat ‘Joka Nitu Noa‘ sesungguhnya bukan upacara tetap yang digelar tiap tahun.
Namun, upacara ini manakala dunia atau (tana watu) terserang hama seperti sekarang ini oleh wabah virus corona.
David mengatakan, upacara adat Joka Nitu Noa bersifat insidental untuk menolak segala bentuk hama termasuk virus yang mengganggu kenyamanan manusia.
Secara keyakinan adat, jelas David, wabah atau virus ini sebenarnya ada dan datang bersama alam yang dalam bahasa lokal setempat dinamakan penaki eo mai noo’ angi, eo ndu noo’ rubu. Artinya penyakit itu datang bersama angin dan ikut bersama awan.
“Maka secara adat pula harus dilakukan upacara adat agar virus itu kembali ke asalnya,” katanya.
“Kalau dalam bahasa adat disebut joka da ghele keli, gola da lau mau, bhale leka tuka ine. Artinya, kembali ke gunung kembali ke laut kembali ke asal mulanya,” terang David.
Ia menambahkan, upacara adat tolak bala tersebut ditandai dengan pemberian sesajian kepada leluhur dan alam semesta sesuai dengan batas wilayah adat (hak ulayat).
Acara itu dipimpin oleh tetua adat setempat, didampingi oleh struktur badan mosalaki, Ngebogele (pembantu utama mosalaki pada wilayah tertentu selain di daerah dataran), dan kelompok-kelompok adat serta wajib diikuti oleh semua masyarakat adatnya atau ana kalo fai walu.
“Secara adat bahwa upacara ini pasti mampu menolak hama penyakit termasuk virus yang akan masuk ke wilayah persekutuan adat tana Detunggali,” kata David.
Penulis: Ian Bala
Editor: Ardy Abba