Ruteng, Vox NTT- Sektor pertanian, termasuk penangkaran benih tanaman jagung di Provinsi NTT masih mengalami persoalan klasik yang serius. Salah satunya, minimnya ketersediaan air mengingat curah hujan di daerah ini sangat sedikit.
Namun kendala kekeringan ternyata memicu inovasi agar sektor yang menjadi sandaran mayoritas penduduk itu terus bertumbuh. Itulah yang dihadirkan oleh Power Agro Indonesia, perusahan yang bergerak di bidang teknologi pertanian.
Perusahan yang beralamat di Jalan Monginsidi No.6 Nefonaek, Kupang ini menawarkan irigasi tetes (drip irigation) dengan menggunakan energi cahaya surya.
Pada Jumat (29/08/2020), Power Agro Indonesia memperkenalkan teknologi tersebut kepada sejumlah petani penangkar benih jagung.
Kepada penangkar benih yang merupakan peserta pelatihan dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan bekerjasama dengan BPTP dan PRISMA itu dijelaskan keuntungan aplikasi teknologi irigasi tetes. Salah satunya, bisa menghemat air sehingga dipergunakan seperlunya.
“Air diperlukan untuk terjadinya perkecambahan dan harus tersedia selama daur hidup tanaman. Namun, jika kelebihan air atau terjadi genangan, maka akan menyebabkan benih busuk atau bahkan kematian tanaman,” ujar Ronald Gunawan, salah satu pimpinan perusahan itu.
Selain membantu perkecambahan yang baik, penggunaan irigasi tetes juga akan mengurangi gulma dan beberapa penyakit, serta mengontrol pasokan pupuk agar sesuai dengan kebutuhan dan pertumbuhan tanaman.
Teknologi yang jamak dipakai negara-negara maju termasuk Amerika Serikat itu diakui terbukti meningkatkan produktivitas benih dan tanaman jagung.
Gaspar Bao, seorang penangkar benih dari Kabupaten Sikka mengaku senang setelah dikenalkan secara langsung dengan teknologi tersebut. Ia yakin bila teknologi itu dimanfaatkan dengan baik, pasti mendatangkan keuntungan besar bagi petani.
“Saat ini kami seperti pemain sirkus, harus mengangkut mesin-mesin diesel ke lahan untuk menaikan air, tidak hanya mesin tetapi juga bahan bakar. Sementara jalanan di kepulauan Flores tidak seluruhnya baik, banyak kerepotan, sedangkan sistem pompa bertenaga surya akan sangat meringankan,” ungkapnya.
Stefanus Bani, penangkar benih dari Kabupaten Timor Tengah Selatan menambahkan irigasi tetes dan pompa air tenaga surya adalah solusi yang telah ditunggu-tunggu sejak lama.
Pasalnya, selama ini penangkar dan petani harus menanggung biaya BBM yang jumlahnya tidak sedikit setiap musim tanam.
“Saya bersyukur, kini teknologi irigasi tetes telah hadir di daratan Timor sehingga lebih murah dan mudah didapatkan,” ujarnya.
Penulis/Editor: Yohanes