Ruteng, Vox NTT- Perlahan ia melangkah, matanya terus menatap cukup serius di sela-sela lalu lalang kaki pengunjung yang datang.
Ia tampak tidak peduli dengan sorakan suara penuh bising di tengah keramaian perlombaan memancing di Kolam Agro-Mina Wisata Dalo Paradise, Desa Compang Dalo, Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai, Minggu (25/10/2020).
Baca Juga: Semarak Lomba Memancing di Kolam Agro-Mina Wisata Dalo Paradise
Sambil menenteng sebuah karung, Rius begitu akrab disapanya, tanpa ragu menunduk dan memungut beragam sampah di tengah keramaian massa yang turut menyaksikan jalannya perlombaan.
Rius berjalan keliling tambak itu dan sesekali berhenti ketika melihat sampah. Tangan kanannya memungut sampah dan selanjutnya dimasukkan ke dalam karung ukuran 50 kg yang ia bawa di tangan kiri.
“Satu karung sudah penuh tadi pak. Ini karung kedua sudah,” sahut pemilik nama lengkap Darius Nente (60) itu saat ditanyai VoxNtt.com pada Minggu pagi.
Pria usia lanjut asal RT 01, RW 01, Kampung Dalo, Desa Compang Dalo itu mengaku sejak lama ia berkomitmen agar Kolam Agro-Mina Wisata Dalo Paradise tetap bersih dan bebas dari sampah.
Sebab itu, saat ajang perlombaan memancing tersebut Rius hanya peduli dengan keasrian lingkungan. Ia tidak peduli dengan keramaian perlombaan dan siapapun yang berhasil meraih juara.
Beragam sampah menjadi target pembasmiannya, sebagai salah satu langkah menjaga keindahan Kolam Agro-Mina Wisata Dalo Paradise.
“Saya tadi diberitahu panitia untuk pungut sampah. Menurut panitia saya mungkin dikasih uang, tapi seberapa ada saja, seikhlasnya saja,” kata pria empat anak ini.
Ia mengaku, ada banyak jenis sampah yang dipungutnya, mulai dari plastik, bungkus rokok hingga botol air mineral. Sampah-sampah dibawa para pengunjung obyek wisata yang memadukan beragam tanaman hortikultura dengan budidaya ikan itu.
Setiap karung yang sudah terisi penuh sampah, ditempatkannya pada satu titik untuk selanjutnya dibawa ke tempat pembuangan akhir (TPA) dengan menggunakan mobil.
Di tengah kesibukannya dalam memungut sampah, Rius berpesan kepada pengunjung untuk tidak membuang sampah secara sembarangan. Hendaknya dibuat pada tempat sampah yang telah disiapkan.
Rius sendiri sebenarnya bukan orang baru di Kolam Agro-Mina Wisata Dalo Paradise. Sejak tahun 1986, ia sudah membuat terasering di sekitar rawa untuk menanam sayur dan berbagai tanaman hortikultura lainnya.
Sejak Tambak Dalo dikelola oleh Dinas Kelautan, Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Manggarai, Rius salah satu orang yang dipercaya untuk menjaga dan merawat berbagai tanaman hortikultura di kelilingnya.
“Sambil menjaga tempat ini, saya tanam jagung, ubi kayu, wortel dan ubi kayu. Saya ambil hasilnya, saya jual ke orang hasil sayurnya, biasanya pedagang datang langsung beli di sini,” terang suami dari Fransiska Niul itu.
Selanjutnya, Rius berkisah sekitar tiga tahun lalu Yeni Veronika, istri Bupati Manggarai periode 2015-2020 datang menanam 110 pohon apel di keliling Kolam Agro-Mina Wisata Dalo Paradise. “Saya pun diminta untuk menjaga dan merawatnya. Lihat pak sudah pada tumbuh pohon apelnya,” imbuhnya.
Untuk diketahui, Dinas Kelautan, Perikanan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Manggarai sudah menyerahkan pengelolaan Kolam Agro-Mina Wisata Dalo Paradise kepada Koperasi Wana Lestari.
Menurut Ketua Koperasi Wana Lestari Aripin Aleksius, pihaknya diberi kontrak pinjam pakai pengelolaan selama lima tahun ke depan. Tahun pertama dalam kontrak, kata dia, KPN Wana Lestari wajib menyetor Rp40 juta kepada Pemerintah Kabupaten Manggarai.
Selain bergerak pada simpan pinjam, koperasi itu mengelola Kolam Agro-Mina Wisata Dalo Paradise.
Aleksius bercita-cita bakal menata kembali tempat wisata tersebut agar mampu menyumbangkan pendapatan bagi Pemerintah Kabupaten Manggarai.
“Kolam Agro-Mina Wisata Dalo Paradise kami bisa masuk kelola karena sesuai dengan bau Koperasi Wana Lestari, yakni melestarikan lingkungan hidup dan kehutanan,” ujar Aleksius.
Ia mengatakan, Kolam Agro-Mina Wisata Dalo Paradise salah tempat wisata yang layak dikunjungi wisatawan. Sistem pengelolaan obyek wisata ini memadukan beragam tanaman hortikultura dengan budidaya ikan.
Sementara di kelilingnya, dibuat perlintasan dan pagar batas, taman, serta membangun beberapa spot selfie, sehingga wisatawan bisa menikmati panorama tambak.
“Tempat wisata paling dekat dengan Kota Ruteng. Tiap hari memang tidak pernah kosong pengunjung. Hampir ada terus tiap hari,” kata Aleksius.
Penulis: Ardy Abba