Kupang, Vox NTT-Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Wilayah NTT menggelar lomba karya jurnalistik tahun 2020 dengan topik ‘Par deng PAR’. Lomba jurnalistik lingkungan hidup itu digelar sebagai bentuk penghargaan terhadap jurnalis senior asal NTT Peter Apolonius Rohi (PAR).
Pengumuman penyerahan trofi bagi pemenang lomba berlangsung di sekretariat WALHI NTT, Kamis (29/10/2020) petang.
Ardy Abba, jurnalis Vox NTT meraih peringkat pertama. Ia berhasil menyisihkan wartawan lainnya dengan tulisan berjudul, “Timbang Untung dan Buntung Pabrik Semen Lingko Lolok.”
Tulisan yang terbit pada 20 April 2020 itu mengisahkan kekhawatiran warga Desa Satar Punda, Kecamatan Lamba Leda, Manggarai Timur yang tanah dan kampung adatnya diincar tambang dan pabrik semen.
Juara 2 diraih jurnalis Teropong NTT Maksimilianus Maro dengan tulisan berjudul “Ketika Petani Harus Pikul Air Akibat Debit Sumber Mata Air Belo Turun.” Peringkat ketiga diraih jurnalis Ekora NTT Krsitoforus Dosantos dengan tulisan berjudul “Proyek Rumah Pohon di Hutan Deluan Mengancam Sawah Rakyat.”
Sementara peringkat keempat diraih jurnalis Pos Kupang Beni K. Dasman dengan tulisan berjudul “Kerusakan Lingkungan Hidup Bumi NTT ‘Terluka’ WALHI ‘Mengusap’ Air Mata Flobamorata.”
Ketua Dewan Juri Torry Kuswardono menyampaikan profisiat kepada para juara dan berterima kasih kepada para jurnalis yang telah berpartisipasi dalam lomba tersebut.
Juri, kata dia, bekerja selama dua pekan untuk menilai karya para peserta. Karya jurnalistik yang dinilai juri berupa artikel yang diberi kode, tanpa mengetahui nama jurnalis dan medianya.
Torry mengatakan isu lingkungan bukan hal yang mudah untuk dipahami. Namun jurnalis berusaha untuk memahami hal-hal rumit itu dan menggambarkannya. Karena itu, WALHI perlu berkolaborasi dengan jurnalis, bukan hanya untuk lomba.
“Tugas jurnalis juga begitu sulit untuk memahami isu lingkungan. Apa yang didiskusikan oleh masyarakat adat dan warga lokal. Proses ini adalah salah satu proses yang penting. WALHI perlu berkolaborasi dengan wartawan bukan hanya dengan lomba,” katanya.
Apresiasi juga disampaikan oleh Joji Rohi, putra Peter A Rohi yang menyampaikan sambutan secara virtual. Ia mengaku mengenal dunia jurnalistik dalam diri ayahnya. Isu lingkungan hidup menjadi konsentrasi ayahnya semasa hidup sebagai jurnalis.
“Semoga bisa menginspirasi pada jurnalis berikutnya. Papa mengabdikan hidupnya untuk menjadi seorang jurnalis. Papa pernah bilang ke saya, jurnalis itu kerja intelektual. Hidupnya tidak kaya tapi berdaulat atas diri sendiri,” kata Jojo.
Pada kesempatan itu, Direktur WALHI NTT Umbu Wulang mengingatkan seriusnya isu lingkungan di NTT. Ia mengatakan provinsi dengan pulau-pulau kecil ini terus diincar oleh investasi pertambangan.
Apalagi kecenderungan global saat ini, terjadi peralihan dari energi fosil ke energi baterai. Bahan baku energi baterai adalah mangan. NTT dengan kandungan mangannya akan jadi daerah tujuan untuk mengambil bahan baku.
“Kalau kita tidak siap dengan baik maka daerah penyumbang bahan baku itu akan jadi kantong kantong kemiskinan,” katanya.
Sementara itu, sang juara Ardy Abba menyampaikan terima kasih kepada WALHI NTT yang menyelenggarakan perlombaan tersebut. Ia juga berterima kasih kepada keluarga besar Vox NTT yang turut mendukung dalam menghasilkan karya-karya jurnalistik yang menyentuh isu-isu aktual di NTT.
Ia berharap, WALHI NTT semakin gencar mengadakan kegiatan-kegiatan yang mengedukasi masyarakat NTT akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.
Sebelumnya, dua jurnalis Vox NTT, Boni Jehadin dan Marcel Manek, juga keluar sebagai juara lomba jurnalistik. Boni Jehadin dengan tulisan berjudul “Kisah Berkenalan dengan Golkar, Partai Beringin yang Tak Kenal Musim Gugur” meraih juara 2 lomba karya jurnalistik Partai Golkar NTT 2020.
Sementara Marcel Manek dengan tulisan berjudul “Warga Desa Puluhan Tahun Timba Air Kali, Kades Tasain Malah Bangun Jalan yang Kini Mubazir” menyabet juara 3 lomba jurnalislik “Cegah Korupsi, Hak Rakyat Kembali” yang diselenggarakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI di Jakarta tahun 2019.
Penulis: Ronis Natom
Editor: Yohanes