Tak Pernah Kasihan
Nyanyian hari ini adalah ratap
dan tangis akan locked down
Anak manusia mati terkapar
bagai binatang jalanan
Wabah bernama corona
tak pernah kasihan
menjamah dan menggerogoti
hingga lenyapkan
napas hidup insan
Lantas bagaimana dengan dunia ini
bila esok masih ada?
Ilizwi Biclical Centre-Zimbabwe-Africa, 16/06/2021.
Sabarlah Sayang
Malam-malam dingin
bersama musim-musim
yang tak menentu
datang menghampiriku
menusuk tubuhku yang mungil
tanpa ampun
kadang rinduku membara
pada dia yang jauh di sana
entah pada siapakah
rasa cintaku kelak berpaut
aku pun tak tahu
namun hati berbisik, “sabarlah sayang
segalanya akan indah pada waktunya!”
Bersama dingin di malam panjang
aku coba balutkan tubuhku yang letih
kuletakkannya pada ranjang kusam
perlahan kuhangatkan
dengan sehelai selimut titipan bunda
tubuhku terasa hangat
terlindung dari ganasnya
amukan suhu
dalam tidur kudaraskan seuntai doa,
“Tuhan doa syukurku untukMu
atas hangat cinta setiaMu.”
ajarilah aku untuk sabar menanti
biarlah aku setia hadapi badai ini
aku yakin Engkau masih bernama kasih.
Ke dalam tanganMu kutitipkan
dia yang kusayangi
semoga Engkau jaga dan rawat dia
untuk tetap sehat dan setia
dalam membagi cintaMu kepada dunia
kuatkanlah kaki dan tangannya
untuk setia bertapak
dan menyalurkan cinta
karena untuk tugas mulia itu
engkau panggil dia
menjadi rekan kerjaMu
Balutilah hatiku dan hatinya
dengan kesabaranMu yang suci
agar hadir kami kelak
menjadi berkat tumbuhnya
nilai-nilai kebajikan.
Harare, Juni 2020.
Pulangku Kepada Pulang
Pada dingin pagi ini doaku masih seperti kemarin merayu Tuhan
di tengah semak belukar
Dengan darasan mazmur yang sama
Sengatan duri juga masih sama terasa sakitnya
Namun aku tak peduli
Karena rinduku agar pedih tusukan ini
Terasa hingga taman surga
Peluk pohon hidup dari segalanya
Yang masih ada di sana
Tempat segala rindu pulang
Obat dari segala obat,
yang mujarab
tanpa diminum dan dipoles pun
pasti aku sembuh dari tusukan dingin
dan tawarannya
Semoga sesampainya di taman surga
Kutak jumpa dengan ular penjaga
Pohon hidup
dan Hawa yang sedang memetik
buah terlarang
tanpa sehelai katun itu
Karena inginku hanya bebas
dari segalanya
Dingin pagi ini kencangkan rindu
Menggembara hingga samudra
Bahkan ombak
Di tengah samudra pun enggan teduhkan getaran ini
Ah dingin sampaikan salam untuk Tuhan
dan para pencinta yang setia menunggu pulangku kepada pulang.
Ilizwi Biclical Centre-Zimbabwe-Africa, 16/06/2021.
Temukan Rindu
Hangat selimut masih mengalirkan cinta
jamah yang terdalam
teduh dan lembut suaramu
nyamankan detakan jantungku
rindu membara bersama angin
dan dingin baluti hati
menerawang hingga cakrawala
Samudra Hindia hanya diam
cinta masih ada di sini
Untukmu yang jauh di sana
yakinlah esok masih indah
temukan rindu antara hatiku dan hatimu.
Ilizwi Biclical Centre-Zimbabwe-Africa, 17/06/2021.
Jalan Tanpa Kasut
Di sunyi ini aku berjalan tanpa kasut
raga terasa letih
langkahku tak berdaya lagi
jalanan tak bertepi
Aku menahan napas sejenak
dan bertanya, hingga sampai dimanakah?”
Tetesan air mata basahi pipi
Kuangkat wajah
rindu berbalut cinta mengalir
basahi misteri yang tak terselami
Aku berlangkah lagi
dan inilah jalan kepada Jalan,
Jalan bukan jalan seperti jalanan sebelumnya
Jalan ini adalah jalan hidup
Menuju hidup yang menghidupkan.
Ilizwi Biclical Centre-Zimbabwe-Africa, 12/06/2021.
Yohanes Mau warga Belu Utara, NTT, Indonesia. Penikmat sastra. Kini sedang bertualang di Zimbabwe-Afrika.