Borong, Vox NTT-Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Manggarai Timur (Matim) memperkirakan total kerugian akibat bencana alam Januari hingga Maret 2017 mencapai miliaran rupiah.
Plt. Kepala BPBD Matim, Anton Dergon, kepada media ini melalui pesan WhatsApp, Kamis (17/3/2017) mengatakan bencana itu merusaki bangunan, baik itu fasilitas publik maupun milik masyarakat.
Adapun jelas Dergon, perkiraan kerugian yang mencapai miliaran itu yakini, gedung SD/MI 25 unit, SMP 11 unit 3, rumah ibadah/kapela 1 unit, gedung pertemuan/aula 1 unit, dan rumah gendang 1 unit.
Selain itu, rumah masyarakat 70 unit, saluran irigasi/deker 2 buah, tembok penahan 13 buah, lahan sawah/kebun 153 hektar.
Baca: Sepeda Motor Tak Banyak, BPBD Matim Sering Sewa Milik Orang Pantau Bencana
Dergon juga menyinggung bencana tenggelam di Bendungan Wae Musur, Golo Mongkok, Desa Watu Mori, Kecamatan Rana Mese, Kabupaten Manggarai Timur (Matim) Februari lalu.
Terhadap kasus yang menewaskan dua orang lanjut dia, BPBD selaku koordinator penanganan bencana mengkoordinir unsur terkait antara lain, Basarnas,TNI/POLRI, Pemkab, Camat, pemerintah desa, dan masyarakat untuk menemukan jazad korban.
Bupati Matim Yoseph Tote dan Wabup Agas Andreas juga datang ke tempat kejadian sampai jazad korban yang kedua ditemukan.
Baca: Korban Kedua yang Tenggelam di Bendungan Wae Musur Ditemukan
Dikatakan, pemerintah tentu tidak tutup mata atau tidak jadi penonton. Hal itu tetap menjadi tanggung jawab pemerintah melalui pihaknya. Di sini selain menyediakan kantong mayat, kepada pihak kelurga korban diberi bantuan tanggap darurat, seperti sembako.
Terhadap tindaklanjut atas bencana alam yang terjadi, pihaknya terlebih dahulu menyampaikan kepada Bupati. Untuk fasilitas umum, pihaknya akan berkoordinasi dengan SKPD terkait dan bahas bersama dalam tim anggaran daerah. Apakah itu diserahkan ke BPBD atau SKPD terkait. Tapi untuk rumah masyarakat, langsung ditangani oleh BPBD.
“Biasanya kalau untuk bangunan, kita beri bantu berupa bahan bangunan. Tapi kalau ada irigasi yang rusak karena bencana, maka kita yang tangan. Kalau ada sekolah, bisa kita yang tangani, tapi nanti bantuanya berupa bahan bangunan,” ujar Dergon.
Kata Dergon, alokasi anggaran untuk penanganan bencana yang terjadi, diusul dalam perubahan 2017. Sehingga sangat diharapkan, usulan untuk penanganan bencana ini, bisa diakomodir.
Menurut dia, masyarakat mengharapkan pemerintah dapat mengintervensinya pada tahun anggaran 2017 terutama rumah masyarakat dan gedung sekolah. (Nansianus Taris/VoN)