Oleh: Yohanes Mau
Warga Lamaknen-Belu Utara-NTT
Penulis buku, Desemberku di Negeri Rumah Batu
Kini tinggal di Zimbabwe-Afrika
Sedikit lagi tahun 2021 akan menutup lembarannya. Buku tua itu nampak kusam karena dibuka oleh semua manusia. Lembaran demi lembaran telah dibuka dan dibacanya hingga tuntas. Tak tersisa sedikit pun. Tangan-tangan manusia yang halus dan kasar membukanya dengan rindu dan harapan melangit. Mata-mata manusia yang sipit dan bulat melek melihat dan membaca tulisan-tulisan bahagia yang tertulis di dalam buku hidup 2021.
Lantas muncul pertanyaan, “Siapakah yang membekaskan goresan di dalam buku tua ini?” Buku tua itu telah digores oleh Sang Skenario Kehidupan. Tulisan-tulisan indah itu bukanlah oleh daya kreatip manusia tapi itu adalah bekas jari tangan Allah yang abadi tergores untuk selamanya. Setiap mata insan menatapnya dengan rindu. Aneka harapan ada di sana. Ada suka dan duka, ratap dan tangis, untung dan malang. Kalau sudah sukses membaca buku 2021 dengan baik gerangan siapakah yang bisa menahan rasa? Dari mata turun ke hati. Dari hati melalangbuana menuju nirwana bahagia selamanya.
Bersama detakan jarum jam pertama di awal tahun 2021 hingga di detakan terakhirnya di jarum jam akhir dan tutup tahun 2021. Dunia serentak membuka hati, merentangkan tangan menyambut tahun 2022. Setiap insan telah siap siaga menantinya dengan penuh waspada. Aneka cara persiapan telah dirancangnya dengan baik. Rancang program-program kerja yang melangit dengan optimis yang tinggi. Pokoknya segala kemampuan telah dimanfaatkannya secara maksimal agar yang tertulis di buku hidup 2022 itu terbaca dan menjadi miliknya.
Setiap manusia memiliki buku yang satu dan sama yakni buku baru tahun 2022. Buku ini bisa dibuka dan dibaca dengan cara yang beda. Iya, ikuti saja nuansa batin. Ceceran kisah yang tertulis di setiap lembaran itu menggemaskan namun cara untuk memeluk dan memilikinya itu yang beda. Ada yang mesti membukanya dengan tangis dan air mata. Ada yang membukanya dengan bahagia dan sorak-sorai. Ada yang selesai napas hidupnya sebelum tuntas membaca makna-makna kehidupan yang tertera di sana. Mungkin itulah cara Tuhan menyiapkan buku baru bagi mereka.
Tahun 2022 itu adalah kado yang di dalamnya penuh dengan kejutan-kejutan yang menggemaskan. Adakah hasrat di hatimu untuk merangkul dan membuka kejutan itu? Berikut beberapa tips sederhana yang bisa saya bagikan. Tips-tips ini adalah cara merangkul detak jarum jam hingga hari dan malam, minggu, bulan, berakhir, dan berawal lagi menjadi buku tahun.
Pertama, milikilah sikap optimistis dalam menghadapi tantangan. Hidup itu selalu dilukiskan dengan aneka warna yang beragam. Ada warna yang menjadi jenis kesukaan dan ada warna yang tak sama sekali disukai oleh peminat. Manusia adalah peminat warna dari realita hidup yang sedang ada di tengah panggung dunia ini. Manusia memilih dan berusaha berlakon dengan warna kesukaannya, mengekspresikan diri kepada dunia bahwa dia ada dan bahagia. Memang tantangan selalu ada namun sebenarnya itu membakar api semangat untuk beroptimistis bahwa hidup tak selamanya mulus. Di balik tantangan itu ada bahagia dan sukacita. Maka yang terbaik adalah berjalanlah hingga terus nanti untuk petik bahagia di balik tawaran yang datang silih berganti. Jangan pernah kalah karena hidup ini tercipta dan ada untuk hidup bukan untuk kalah dan mati. Kenakan pakaian optimistis agar hidup ini menjadi kaya makna.
Kedua, Milikilah target untuk esok yang lebih baik. Hari esok selalu ada dan datang pada waktunya. Hari esok itu ada untuk semua. Esok memiliki kita tetapi kita tidak bisa memiliki esok. Kalau ada target untuk peluk esok dan memilikinya itu maka disiplin diri dan disiplin waktu adalah kuncinya. Bahagia dan kegembiraan akan terpancar bila pelakon mampu melakonkan sandiwara secara baik dan benar di dalam dan bersama waktu. Hanya orang-orang yang hidup memiliki target kelak peluk hangat biasan mentari di awal hari dan senyum bersamanya sepanjang hari berjalan menuju akhir.
Ketiga, milikilah sikap rendah hati. Rendah hati bukan berarti kalah. Rendah hati adalah kebajikan yang mesti dimiliki setiap insan agar layak menjadi sejuk berkat bagi yang lain. Dunia kini selalu diliputi dengan aneka tawaran yang menggiurkan. Di dalamnya tersaji nikmat yang menyilauhkan mata dan meneduhkan hati. Ketika tersaji tawaran indah maka bersikaplah rendah hati dan katakanlah, “terima kasih untuk sajian indah ini, ingin merasakannya namun bukan sekarang. Mungkin suatu saat nanti.” Cara menolak yang baik, agar figure yang bersangkutan tidak merasa dilukai tetapi ia juga merasa masih ada harapan untuk esok yang lebih baik. Rendah hatilah selagi masih ada waktu. Jangan tinggikan diri karena sejatinya segala sesuatu tidak abadi di ketinggian. Yang tinggi selalu merunduk, melebur, dan mencair diantara yang lain agar semua memiliki harapan untuk esok yang lebih baik.
Keempat, milikilah cinta. Cinta adalah energi besar yang menggerakkan nurani untuk bersolider dengan yang lain. Kekuatan ini mengalir dari lubuk hati terdalam manusia demi kebahagiaan diri dan orang lain. Artinya cinta menjadi segalanya di atas segala harapan dan rindu terdalam dari setiap hati yang sedang resah dan gelisah. Keresahan dan gelisah unsur manusiawi yang tak terlepas. Kedua unsur ini hanya bisa dilunakkan oleh cinta. Jika ada cinta maka damailah hati. Adakah obat untuk teduhkan hati Tuhan dan sesama? Ada. Milikilah cinta yang besar untuk mencinta yang kecil dan luput dari hidupmu selama ini. Jangan membiarkannya terkapar dan menangis. Ulur tangan dan menangislah bersama mereka yang menangis.
Selamat datang tahun 2022 dengan sejuta kejutan. Tawaran aneka kado indah terpajang di sana. Semoga beberapa tips harapan baru ini bisa menghantar menuju esok yang lebih baik dari hari ini. Selamat membuka buku tahun 2022. Berlakonlah bersama lembar demi lembar hingga menjumpai rindumu yang terdalam.