Labuan Bajo, Vox NTT- Hujan lebat yang mengguyur Labuan Bajo dan sekitarnya pada Jumat, 31Desember 2021 lalu, menyebabkan banjir di sejumlah titik.
Setidaknya ada dua kelurahan dan desa di kota ujung barat Pulau Flores itu yang terendam banjir. Keduanya yakni, Kelurahan Labuan Bajo dan Desa Gorontalo, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat.
Banjir disebabkan salah satunya karena saluran drainase yang tersumbat sampah. Diperparah terdapat sejumlah warga yang membangun rumah di bantaran kali.
Kondisi ini turut menyita perhatian pengamat kebijakan publik Stefanus Gandi. Menurut dia, banjir yang merendam rumah warga Labuan Bajo adalah simbol buruknya tata kota.
“Ada banyak sampah di drainase, sehingga air meluap dan merendam rumah warga. Hal ini diakui Bupati Mabar Edi Endi di sejumlah media. Banjir ini simbol buruknya tata kota Labuan Bajo, ” kata Stefan, Senin (03/01/2022).
Stefan menegaskan, banjir kerap menjadi langganan masyarakat Labuan Bajo setiap kali musim hujan.
Sistem drainase yang buruk merupakan salah satu faktor yang tentu saja mendominasi penyebab banjir di kota pariwisata super prioritas itu.
Sebagai kota pariwisata super premium, laju pembangunan dan perkembangan Labuan Bajo tentu saja berjalan dengan sangat cepat.
Hal ini dibuktikan dengan geliat pembangunan Labuan Bajo yang sangat signifikan. Pemerintah pusat sudah menggelontorkan dana yang tidak sedikit untuk menyulap Labuan Bajo agar layak dikunjungi wisatawan kelas premium.
“Kondisi ini harus dibarengi dengan perencanaan tata kota yang baik. Karena jika tidak, maka akan berdampak buruk bagi keberlangsungan kota Labuan Bajo, ” tegas Stefan.
Sebab itu, ia meminta Pemda Mabar agar serius menata Kota Labuan Bajo agar terhindar dari banjir. Beberapa dinas terkait harus duduk bersama untuk membahas serius persoalan ini, yang salah satunya menata drainase.
“Sangat disayangkan banjir begini terjadi di kota pariwisata super premium. Nanti wisatawan bilang apa? ” tukas Stefan.
Bupati Tidak Boleh Salahkan Masyarakat
Dalam tanggapannya pula ia meminta Bupati Mabar Edistasius Endi untuk tidak boleh menyalahkan masyarakat. Apalagi menuding bahwa banjir disebabkan oleh sampah yang dibuang masyarakat ke got jalan.
“Perlu dilihat secara menyeluruh bahwa tugas pemerintah untuk menata kawasan kota dengan baik serta mencegah terjadinya banjir,” tegas Stefan.
Ia menegaskan, banjir terjadi di tengah masyarakat Labuan Bajo yang belum padat. Bisa dibayangkan kalau 5 tahun ke depan pemukiman dan perkotaan semakin padat. Sebab itu, pemerintah harus sedini mungkin merancang drainase dengan baik.
Seharusnya, lanjut dia, sebelum musim hujan dinas terkait harus siaga dalam mengantisipasi dan memastikan gorong-gorong saluran air tidak tersumbat.
“Jangan kemudian warganya disalahkan. Yang salah adalah pemerintah yang kurang becus dalam mitigasi,” tegas Stefan.
Ke depan, menurut dia, Bupati melalui dinas terkait harus benar-benar memperhatikan potensi banjir dalam kawasan kota. Saluran air harus benar-benar dipastikan berfungsi dengan baik dan melakukan pengecekan berkala.
Penulis: Ardy Abba