Labuan Bajo, Vox NTT- Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI), Emanuel Dewata Oja, mengajak para wartawan di Manggarai khususnya dan Flores pada umumnya untuk menjadi garda terdepan dalam gerakan literasi.
“Kepada teman-teman wartawan, karena saya juga wartawan. Ayo mari kita menjadi orang terdepan dalam gerakan literasi ini,” ujar Eman saat konferensi pers penutupan kirab literasi se-daratan Flores di Seminari St. Yohanes Paulus II Labuan Bajo, Manggarai Barat, Jumat (28/01/2022).
Berdasarkan penelusuran asesor jurnalis nasional itu, di berbagai tempat di Pulau Flores, saat menjadi narasumber dalam kirab literasi, banyak anak-anak yang memiliki potensi sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni.
Karena itu menurut dia, sangat disayangkan jika potensi-potensi tersebut tidak didampingi dan dilepas begitu saja tanpa arahan.
Sebagai informasi, kirab literasi jurnalistik dan kewirausahaan dari ujung barat Pulau Flores hingga timur digagas oleh Stefanus Gandi (SG) Institut dan Perennial Institut.
“Mungkin yang dilakukan oleh kami semua tim literasi ini, kecil dan tidak besar. Tetapi paling tidak, bisa mendorong dan bisa membuka mata pemerintah setempat bahwa urusan pengembangan SDM harus menjadi urusan negara,” ujar Eman.
“Bahwa ada lembaga seperti SG Institut dan Perennial Institut hanya memotivasi saja untuk membuka mata pemerintah,” imbuh salah satu jurnalis senior itu.
Sebelumnya dikabarkan, perjalanan panjang selama 14 hari kirab literasi jurnalistik dan kewirausahaan lintas Pulau Flores sejak 15 Januari lalu, sudah berakhir pada 28 Januari 2022.
Road show literasi dan kemanusiaan ini digagas oleh Stefanus Gandi Institut dan Perennial Institut. Kedua lembaga tersebut melakukan perjalanan panjang dari gerbang barat Pulau Flores hingga timur.
“Kami berangkat dari gerbang barat Pulau Flores Labuan Bajo menuju Larantuka Flores Timur dan kembali tutup di Labuan Bajo, tepatnya di Seminari St. Yohanes Paulus II ini,” ujar Sekretaris Perennial Institut Dr. Mantovanny Tapung dalam sambutannya saat seminar di seminari yang berlokasi di Jl. Mgr.Van Bekkum, Wae Kelambu, Komodo, Kabupaten Manggarai Barat itu, Jumat (28/01/2022).
Manto mengungkapkan, kirab literasi bertajuk ‘gemakan literasi dan kemanusiaan’ tersebut menyasar lima (7) seminari, lima (5) kampus dan satu (1) SMK di Pulau Flores.
Kelima seminari yakni, Seminari Pius XII Kisol pada 20 Januari, Seminari St. Paulus KPA Mataloko pada 21 Januari, Seminari St. Yohanes Berchmans Todabelu pada 21 Januari, Seminari Menengah St. Maria Bunda Segala Bangsa Maumere pada 24 Januari, Seminari Menengah Hokeng pada 25 Januari, Seminari Tinggi Ledalero dan Retapiret pada 24 Januari, Seminari St. Yohanes Paulus II Labuan Bajo pada 28 Januari.
Tidak hanya itu, dalam program tersebut juga menyasar pada lima (5) kampus. Kelimanya, yakni Unika St. Paulus Ruteng pada 18-19 Januari, Sekolah Tinggi Pertanian Ngada pada 21 Januari, Sekolah Tinggi Pastoral Akmaresa Ende pada 22 Januari, Unipa Indonesia Maumere pada 25 Januari, dan Sekolah Tinggi Pastoral Reinha Larantuka pada 26 Januari, serta satu SMK yakni SMK Swakarsa Ruteng pada 17 Januari.
Menurut Manto, kegiatan ini berangkat dari kegelisahan umum tentang laju digitalisasi yang merambah banyak sektor kehidupan. Apalagi dampaknya masif dan hampir lepas kendali
Hal senada disampaikan Direktur SG Institut, Stefanus Gandi. Ia mengatakan, perjalanan panjang dengan menyusuri berbagai kampus dan SMA di Pulau Flores cukup menyita waktu dan menguras tenaga.
“Sebagaimana di tempat lain (di berbagai tempat di Pulau Flores), kami diterima dengan baik dan dengan riang gembira,” kata Stefan.
Stefan sendiri menilai road show literasi jurnalistik dan kewirausahaan lintas Flores baru pertama kali dibuat sepanjang Pulau Bunga itu.
Dari titik-titik yang disinggahi, ia menyebut kirab literasi tersebut merupakan perjalanan rohani. Sebab, rombongan kirab literasi sering bertemu dengan seminaris dan tentu kerap diberkati pastor.
“Kami menghabiskan waktu 14 hari dan kami membawa tim kurang lebih 20 orang dan ini perjalanan kalau saya bilang perjalanan rohani. Kita kembali kepada semangat kekatolikan kita,” kata Direktur Indojet Sarana Aviasi itu.
Stefan mengaku, di berbagai tempat dalam pertemuan dengan kemasan seminar tersebut ia kerap memotivasi kaum muda untuk bisa menciptakan lapangan pekerjaan.
Penulis: Ardy Abba