Jakarta, Vox NTT- Pengusutan kasus penembakan Brigadir J, ajudan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri, Irjen Polisi Ferdy Sambo hingga kini terus berlanjut.
Terkini, Irjen Polisi Ferdy Sambo dinonaktifkan dari jabatannya sebagai Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri. Untuk sementara jabatannya diemban oleh Wakapolri.
Keputusan ini menyusul kasus insiden penembakan Brigadir J, di kediaman Irjen Ferdy Sambo di Komplek Polri Duren Tiga, Jakarta, Selatan, pekan lalu.
Di balik penanganan kasus tersebut, Anggota Komisi III DPR RI Benny K Harman pun angkat bicara.
Menurut BKH, mata publik sedang tertuju kepada Mabes Polri setelah Irjen Polisi Ferdy Sambo dinonaktifkan dari jabatannya.
Sebab itu, politisi Demokrat itu meminta tim di bawah pimpinan Wakapolri harus bekerja transparan dan objektif di balik penanganan kasus tersebut.
“Tim yg dipimpin Wakapolri harus bekerja transparan dan obyektif agar teka teki di balik kasus ini segera terungkap. Rakyat ingin tau apa sebenarnya yg terjadi. #RakyatMonitor#” cuit BKH lewat akun twitter-nya @Benny K Harman.
Sebagai informasi, Brigadir J disebutkan tewas dalam insiden saling tembak dengan Bharada E di rumah Irjen Ferdy Sambo di Komplek Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat (8/7). Namun, peristiwa itu baru diungkap pada Senin (11/7).
Baik Brigadir J maupun Bharada E merupakan ajudan Ferdy. Brigadir J bertugas sebagai sopir istri Ferdy, sementara Bharada E bertugas melindungi keluarga Kadiv Propam.
Polisi mengklaim penembakan itu berawal dari dugaan pelecehan yang dilakukan Brigadir J terhadap istri Sambo.
Polisi mengatakan Brigadir J mengeluarkan total tujuh tembakan, yang kemudian dibalas lima kali oleh Bharada E. Tidak ada peluru yang mengenai Bharada E. Sementara tembakan Bharada E mengenai Brigadir J hingga tewas.
Saat ini Kapolri telah membentuk tim khusus untuk mengusut insiden tersebut. Selain itu, Komnas HAM juga melakukan penyelidikan secara independen terhadap kasus itu.
Penulis: Ardy Abba