Maumere, Vox NTT- Terkait kencangnya politik agama di Pilkada teramasuk Pilkada Jakarta, Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Katolik, Karolin Margaret Natasya menyebutnya sebagai ujian berdemokrasi.
“Itu ujian bagi kita dalam bersemokrasi,” terangnya beberapa waktu lalu di Hotel Nusra, Lingkar Luar, Maumere.
Menurut mantan anggota DPR RI 2 Periode dari PDIP tersebut politik yang menunggang agama bukan barang baru di Indonesia.
Hal semacam itu sering terjadi seantero negeri ini. Namun, belakangan Jakarta menjadi sorotan karena merupakan pusat politiknya Indonesia.
“Di daerah kita sering dihantam dengan soal perempuan tidak boleh jadi pemimpin dan lain-lain,” ujarnya.
Bupati terpilih Kabupaten Landak, Kalimantan Barat tersebut menilai Amerika Serikat pun masih berkutat dengan sentimen agama dan ras.
“Trump menang karena memainkan sentimen ini,” imbuh Karolin.
Oleh karena itu, dirinya menegaskan calon yang menunggangi agama dan anti pluralitas sebagai pemimpin yang berbahaya.
“Intinya jangan sampai menang. Karena kalau menang akan sangat berbahaya,” tegas Karoline kepada awak media belum lama ini di Hotel Nusra, Lingkar Luar Maumere.
Hal ini disampaikannya untuk menjawab pertanyaan terkait ancaman disintegrasi yang menguat dalam politik Jakarta belakangan ini.
Menurutnya calon pemimpin yang gemar memainkan isu agama akan menggunakan segala macam cara yang merusak keberagaman Indonesia.
“Model pemimpin seperti ini berbahaya bagi keberlangsungan bangsa dan negara,” tegas Bupati terpilih Kabupaten Landak, Kalimantan Barat ini.
Ia menyebut dukungan sesama orang Katolik terhadap pemimpin yang disintegratif sebagai tindakan yang salah.
“Bodoh aja. Kita mengecam pemimpin yang menggunakan agama tetapi kita biarkan dia menang?” ujar perempuan berusia 35 tahun ini.
Menurut Karoline masyarkat di level bawah masih menerima hal seperti itu. Pemuda Katolik dan semua elemen yang mendukung keberagaman perlu memberikan penjelasan kepada masyarakat.
“Yang terpeting adalah kinerja, performance dan visi visi bukan agama,” tegasnya.
Karoline hadir di Maumere bersama sejumlah Pengurus Pusat Pemuda Katolik selama dua hari yakni 25-26 Maret 2017 untuk memantau kerja Mapenta dan Muskomcab 3 kabupaten yang digelar di Sikka pada 25-26 Maret 2017. (Are De Peskim/VoN).