Borong, Vox NTT- Pilkades serentak yang akan dilaksanakan bulan Mei 2023 di Kabupaten Manggarai Timur menunggu hari lagi. Pilkades serentak nantinya digelar di 64 desa dari 12 kecamatan di Manggarai Timur.
Astra Tandang, warga Desa Pong Ruan, Kecamatan Kota Komba mengatakan Pilkades menjadi pembelajaran bagi generasi muda.
“Generasi muda ingin belajar dari cara berpikir, pola berkomunikasi dan sikap dari setiap kandidat,” ucapnya.
Menurutnya, kaum muda tak butuh pemimpin yang jenius karena pemimpin tidak bisa berjalan sendiri. Kaum muda butuh pemimpin yang siap berkolaborasi bahkan dengan lawan politik sekalipun jika hal itu sangat penting untuk kelancaranpembangunan dan memperkuat kehidupan sosial di desa.
Lebih lanjut ia menegaskan, Pilkades itu langkah awal untuk membangun desa. Jangan biarkan konflik berlarut-larut. Penting adanya rekonsiliasi.
“Politik permusuhan, hate speech, black campaign, politik uang, dan politik intimidasi tidak bisa dibenarkan. Jika ini terjadi, pasca Pilkades wajib harus ada rekonsiliasi. Ini tugas pertama dari kepala desa terpilih dan semua kandidat,” katanya.
Menurut Astra, percuma punya gagasan besar, jika masyarakatnya terus terpecah belah. Karena tantangan mengurus desa itu tidak gampang. Butuh semua orang berpartisipasi dan berkontribusi.
“Ini penting, agar tidak ada cela terjadinya malpraktik perencanaan, malpraktik anggaran, disfungsi kewenangan, disorientasi program, hingga manipulasi proyek pembangunan desa ke depan,” ucap Astra.
Ia menambahkan, ada dua faktor kunci yang perlu mendapat perhatian khusus dalam jalannya pemerintahan desa, yaitu: kepemimpinan kepala desa dan rasionalitas penerapan dana desa.
“Tugas masyarakat itu tidak hanya memilih siapa yang akan menjadi kades. Tetapi bagaimana harapan dan keinginan masyarakat itu sendiri terpenuhi. Jadi, kades itu harus dikawal demikian juga Dana Desa agar digunakan dengan baik dan bertanggungjawab. Jangan sampai masyarakat dan kadesnya jalan sendiri-sendiri,” tegas Astra. [VoN]