Ruteng, Vox NTT- Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian (Prodi SEP) Unika Santu Paulus Ruteng mendapat suntikan dana hibah dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) untuk kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-PM) tahun 2023.
Informasi itu dijelaskan oleh Ester Keraru, dosen Prodi SEP yang juga merupakan dosen pembimbing untuk dua kelompok yang mendapat suntikan dana kegiatan PKM-PM tahun 2023.
Ester mengatakan, program kreativitas mahasiswa adalah salah satu ajang kompetisi bergengsi di tingkat perguruan tinggi di Indonesia. PKM mewadahi potensi dan kreativitas para mahasiswa, yang dibagi ke dalam beberapa bidang.
“Pada 26 Mei 2023 Dikti mengumumkan tim-tim yang lolos pendanaan. Terdapat dua kelompok PKM dari Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian yang berhasil mendapatkan hibah atau pendanaan untuk kegiatan PKM pada bidang pengabdian kepada masyarakat,” ujarnya ditemui di Ruteng pada Rabu (22/11/2023).
Tim pertama, menurut Ester, diketuai oleh Stanislaus Somy Utoyo dan anggota Tresia Florensa Limung, Roswita Voni Jelita, Safni Hugolin Jelita, dan Karolus Egor. Sedangkan tim kedua diketuai oleh Yolantina Cimir dan anggota Yohanes V.S. Lalu, Natalia Nasril, dan Morensiana Kala.
Tim pertama melaksanakan PKM-PM dengan judul “Peningkatan Pendapatan Ekonomi Masyarakat Melalui Pengolahan Nira Menjadi Gula Aren di Desa Bangka Ara, Kecamatan Cibal Barat, Kabupaten Manggarai”.
Sedangkan tim kedua melaksanakan PKM-PM dengan judul “Pelatihan Pengolahan Pascapanen Cabai Sebagai Pewarna Alami Benang Tenun Songke Manggarai di Desa Welu Kecamatan Cibal”.
“Kedua tim mulai merealisasikan kegiatan program sejak bulan Juni hingga November, berupa persiapan, pelaksanaan, monitoring, dan pelaporan kegiatan. Aktivitas tim juga disampaikan melalui media sosial,” jelasnya.
Senada dengan Ester, Ketua Tim Pertama, Stanislaus Somy Utoyo menjelaskan, pihaknya melaksanakan berbagai kegiatan berupa sosialisasi manfaat gula aren dengan melibatkan pemerintah Desa Welu, praktik pembuatan gula aren bersama warga, baik gula aren dalam bentuk padat maupun dalam bentuk cair serta pembuatan boba dari gula aren bersama kelompok ibu-ibu.
Sementara itu, Yolantina Cimir, ketua tim kedua menjelaskan, pihaknya melaksanakan kegiatan pengembangan potensi mahasiswa berupa sosialisasi pewarna alami benang tenun dengan memanfaatkan cabai kepada para anggota kelompok tenun Wae Nenu.
“Tim juga melakukan praktek pewarnaan benang. Benang yang dihasilkan berwarna orange,” ujar Yolantina.
Kegiatan yang dilakukan tersebut pun mendapat tanggapan dan apresiasi positif dari masyarakat yang menjadi sasaran dari pelaksanaan kegiatan.
“Kedua tim telah melaksanakan kegiatannya di wilayah-wilayah terkait. Masyarakat menyambut baik kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh mahasiswa. Mahasiswa melakukan pretest dan posttest untuk mengukur perubahan tingkat pemahaman masyarakat atas program yang dilaksanakan,” ujar Ester.
“Selain itu, mahasiswa juga menyiapkan buku pedoman mitra untuk dibagikan kepada kelompok mitra. Kegiatan-kegiatan ini berpotensi untuk dilanjutkan karena dapat menambah penghasilan masyarakat,” tutup Ester.