Ruteng, Vox NTT- Universitas Katolik Indonesia (Unika) St. Paulus Ruteng dan The Initiative for the Study of Asian Catholics (ISAC) yang berbasis di The Asia Research Institute, National University of Singapore (NUS) bakal menggelar konferensi internasional tahun 2025 mendatang.
Konferensi internasional ini bertajuk ‘Catholicism and Tourism’ atau ‘Katolisisme dan Pariwisata’.
Rencana kegiatan kedua universitas tersebut terkonfirmasi dengan pembahasan melalui platform zoom pada Kamis (4/4/2024).
Pertemuan ini menandai langkah awal dalam merencanakan sebuah konferensi internasional yang menarik dengan tema “Catholicism and Tourism“.
Pertemuan dihadiri oleh sejumlah pemangku kepentingan utama, termasuk penginisiatif Rektor Unika Santu Paulus Ruteng Dr. Maksimus Regus dan Koordinator ISAC Dr. Michel Chambon.
Meskipun berlangsung secara virtual, pertemuan ini terbukti menjadi forum yang efektif untuk mendiskusikan rencana kolaborasi kedua universitas.
Salah satu fokus utama pertemuan adalah untuk memulai perencanaan penyelenggaraan konferensi internasional yang dijadwalkan akan berlangsung pada tahun 2025.
“Para peserta membahas berbagai aspek terkait, termasuk pemilihan topik-topik yang relevan, penyusunan program, dan strategi promosi untuk menjangkau audiens yang luas, dan partisipasi lokal dalam konferensi ini,” kata Maksimus.
Sebagai penginisiatif proyek ini, dia pun berkomitmen untuk mendukung penyelenggaraan konferensi dengan menyediakan dukungan sumber daya yang diperlukan.
Peserta pertemuan juga menyoroti pentingnya kerja sama lintas-institusi dan lintas-negara dalam memperdalam pemahaman tentang hubungan antara katolisisme dan industri pariwisata di Asia.
Maksimus menyambut baik kerja sama yang semakin erat antara Unika Santu Paulus Ruteng dan ISAC NUS dalam merencanakan konferensi ini.
Ia yakin konferensi ini akan menjadi platform yang berharga untuk bertukar pengetahuan dan gagasan tentang peran agama katolik dalam pariwisata di kawasan Asia.
Senada, Michel berharap kolaborasi ini akan mendorong riset yang lebih dalam dan dialog lintas-budaya tentang hubungan antara katolisisme dan pariwisata di Asia.
Dia menekankan pentingnya memperluas pemahaman tentang dampak sosial, budaya, dan ekonomi dari interaksi antara agama katolik dan industri pariwisata di kawasan Asia.
Selain membahas persiapan konferensi, menurut Michel, pertemuan ini juga menjadi kesempatan untuk mengidentifikasi potensi kerja sama yang lebih luas di masa depan antara Unika Santu Paulus Ruteng, ISAC NUS, dan pihak lain yang berkepentingan dalam penelitian dan pendidikan katolik di Asia.
Pertemuan awal melalui platform zoom ini menandai langkah penting dalam persiapan menuju konferensi internasional ini.
Kedua institusi menunjukkan semangat tinggi dan komitmen untuk terus bekerja sama dalam memastikan keberhasilan konferensi pada tahun 2025 mendatang.
Kolaborasi ini diharapkan akan memberikan kontribusi yang signifikan dalam memperdalam pemahaman tentang peran agama katolik dalam pariwisata di kawasan Asia pada umumnya dan Indonesia khususnya, dan mempromosikan dialog antarbudaya yang inklusif dan berkelanjutan.
Unika Santu Paulus Ruteng mendapatkan tawaran untuk menjadi tuan rumah konferensi internasional ini.
Penulis: Leo Jahatu