Labuan, Vox NTT- Bakal calon bupati H. Ardi Sehami menjadi narasumber pada kegiatan Pelantikan Pengurus MD KAHMI-FORHATI Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) dan diskusi publik yang berlangsung di Aula Hotel Perundi Labuan Bajo, Minggu (12/5/2024).
Kegiatan ini mengangkat tema “Grand Design dan Kepemimpinan Manggarai Barat serta Prospek Kontribusi Generasi Muda dalam Mewujudkan Pembangunan Pariwisata Holistik dan Berbasis Lingkungan”.
Dalam sesi diskusi itu, Ardi memaparkan materi strategi pembangunan Manggarai Barat meneropong dari aspek pertanian, nelayan, budaya dan UMKM.
Ia juga menyampaikan dari dua sisi, yaitu persoalan hingga solusi.
Ardi menyampaikan realitas Manggarai Barat, di antaranya sebagai daerah pertanian, daerah perikanan, daerah yang kaya akan budaya dan juga daerah UMKM.
Menurutnya, dari aspek pertanian, pemanfaatan lahan belum dioptimalkan, kualitas dan produktivitas tanaman pangan dan hortikultura masih rendah, pengelolaan sawah masih konvensional, aspek pupuk masih sulit dan juga akses transportasi yang masih sulit berdampak pada pemasaran pascapanen.
Selanjutnya dari aspek nelayan, minim pengetahuan dan keterampilan dalam memanfaatkan teknologi untuk mendorong produktivitas dan meningkatkan hasil tangkapan ikan, terbatasnya akses permodalan dan juga terbatasnya daya serap industri pengelolaan ikan.
Selain itu, dari aspek budaya, putra asli kelahiran Desa Siru, Kecamatan Lembor-Mabar itu menyampaikan, kekurangan keterlibatan kaum muda dalam merawat budaya, pengaruh budaya asing dan kurangnya pembangunan infrastruktur budaya.
Kemudian, dari aspek UMKM, dia menilai kurangnya inovasi produk, keterbatasan modal dan keterbatasan dalam mengakses pasar.
Dari sejumlah persoalan itu, Ardi menawarkan solusi dari segi aspek pertanian di antaranya; pelatihan dan pendampingan terhadap pertanian, mengintegrasikan teknologi modern kepada petani, mendorong diversifikasi produk pertanian dan terakhir, pembangunan infrastruktur yang merata.
Selain itu, dari aspek nelayan, menurut dia, perlu melakukan pelatihan dan pendampingan nelayan, akses permodalan, dan akses jaringan nasional.
Kemudian, lanjut Ardi, dari aspek budaya solusinya menggalakkan kegiatan seni dan budaya, mempromosikan dan melindungi kekayaan budaya, serta membangun infrastruktur budaya.
Dari segi aspek UMKM, dia mengutarakan solusi seperti pelatihan dan pendampingan terhadap pelaku UMKM, meningkatkan kualitas produk dan manajemen usaha, membangun jaringan dan kolaborasi antar UMKM dan membantu akses permodalan dan pemasaran.
Penulis: Sello Jome