Maumere, Vox NTT– Warga Desa Hale, Kecamatan Mapitara, Sikka mengeluhkan pembangunan Jembatan Waiara di lokasi tersebut.
Warga menilai pengerjaan proyek senilai Rp 5,9 miliar tersebut sangat lamban. Selain itu, warga juga meragukan kualitas jembatan.
Hal ini disampaikan oleh Ketua BPD Desa Hale, Antonius Ahmad Yani kepada VoxNtt.Com pada Sabtu (1/4/2017).
“Memang sudah melampaui kalender kerja. Sampai sekarang juga mereka masih kerja,” ungkap Ahmad Yani.
Menurut Ahmad Yani, peletakan batu pertama pembangunan jembatan tersebut dilakukan pada 16/10/2016. Pengerjaan baru dimulai pada bulan November 2017.
“Sempat berhenti beberapa minggu,” terang Ahmad Yani.
Di akhir Desember ketika VoxNtt.Com memantau ke lokasi, tidak ada aktifitas. Lubang yang telah digali untuk tiang beton jembatan di sisi timur dipenuhi air dan menjadi tempat bermain anak-anak. Menurut informasi, pengerjaan baru dilanjutkan di bulan Januari.
Dirinya juga menduga, pengerjaan proyek tersebut tidak sesuai konstruksi. Menurutnya, lubang untuk fondasi tiang beton tidak mencapai 3 m.
“Harusnya 3 meter tetapi yang kami liat tidak sampai 3 meter,” terangnya tanpa menyebutkan dari mana patokan 3 m tersebut.
Lebih jauh, dirinya meragukan kualitas tiang beton jembatan khususnya tiang beton sisi barat jembatan.
“Awalnya mereka cor terpisah dan bagian tengahnya rongga. Lalu setelah sampai kurang lebih 3 m bagian tengah tersebut mereka rabat saja ke atas,” terangnya.
Senada dengan Antonius Ahmad Yani, Paskalis Kabaresi warga Dusun Napung Kontas, Desa Hale berharap agar jembatan tersebut bisa dikerjakan dengan baik.
“Kalau model seperti ini kami takut besok lusa belum apa-apa sudah rusak,” terangnya.
Paskalis tidak tahu siapa kontraktor yang membangun jembatan sepanjang kurang lebih 40 m tersebut. Papan informasi proyek sudah tak ada di lokasi.
” Awalnya ada tetapi sejak Desember sudah tidak ada lagi,” terang Paskalis. (Are De Peskim/VoN).