Ende, Vox NTT-Peristiwa naas yang menimpah delapan bocah di Kecamatan Nangapanda Ende-NTT pada Jumad (7/4/2017) sekitar pukul 15.00 wita akhirnya diungkapkan saksi mata.
Muhammad Setu, seorang saksi mengatakan awalnya delapan bocah mandi di muara sekitar pukul 12.00 wita. Saat itu laut sedang pasang surut.
Jarak dari tempatnya sekitar seratus meter. Ia menyaksikan anak-anak mandi di muara hingga di bibir pantai.
Beberapa jam kemudian, anak-anak berlomba berenang mengikuti arus laut di muara tersebut.
“Saya duduk cukup jauh dan saya melihat mereka mandi disana,”katanya sambil menunjuk ke arah muara.
Seorang anak yang tidak disebutkan namanya kemudian menepi. Sedangkan tujuh anak lainnya terus berenang mengikuti arus laut.
Setu mengaku saat itu cuaca sedikit mendung di wilayah Nangapanda. Hujan sudah terjadi beberapa hari sebelumnya.
“Tidak hujan, airnya jernih biasa. Itu karena arus air,”katanya membantah.
Ia menjelaskan, arus surut laut cukup dasyhat saat tujuh anak berenang. Ketujuh anak tersebut kemudian terseret arus laut hingga kurang lebih seratus meter dari darat.
Beberapa anak kemudian meneriak meminta bantuan. Tiga korban atas nama Tasyia (7), Ais (6) dan Adi Baba (7) akhirnya diselamatkan oleh Harun Ahmad, Adiman Arsyat dan Muhammad Setu.
“Kami bantu juga sulit. Kami setengah mati berenang karena arus sangat deras,”katanya saat ditemui di sekitar muara, Sabtu (8/4).
Kemudian empat anak lainnya tenggelam dan terbawa arus laut ke ke dalam. Masyarakat dan pihak kepolisian langsung mencari dan menemukan dua korban lainnya.
“Tapi kami temu sudah meninggal sekitar jam delapan malam. Satunya sudah ditemukan tadi (Sabtu, red) pagi. Yang satunya belum ditemukan,”jelas dia.
Hal senada diungkapkan Muhammad Nuh. Bahwa, peristiwa tersebut disebabkan arus laut.
“Memang banjir beberapa hari sebelumnya. Tapi kemarin itu karena arus laut yang sangat kuat. Kami semua juga panik dengan kabar ini. Kami langsung bantu mencari anak-anak,”katanya saat bersama dengan saksi Muhammad Setu. (Ian Bala/VoN)