Kupang, Vox NTT – Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) terpilih, Emanuel Melkiades Laka Kena bakal memprioritaskan penurunan angka sunting di NTT dalam agenda pembangunan ke depan.
Berdasarkan hasil survei kesehatan Indonesia (SKI) 2023 prevalensi stunting pada balita di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sebesar 37,9 persen.
Hal ini menunjukkan bahwa 37 hingga 38 dari 100 balita di Provinsi NTT mengalami stunting.
Angka ini menjadikan NTT sebagai provinsi kedua dengan prevalensi balita stunting tertinggi di Indonesia setelah Provinsi Papua Pegunungan.
Sebagai salah satu provinsi dengan angka stunting tertinggi, menurut Melki, NTT membutuhkan langkah konkret dan terintegrasi untuk mengatasinya.
“Generasi yang sehat dan cerdas adalah fondasi bagi kemajuan daerah dan bangsa. Oleh karena itu, penurunan stunting menjadi prioritas utama kami,” kata Melki dihubungi Vox NTT usai pertemuan kolaborasi kementerian/lembaga dan perguruan tinggi di Jakarta, Senin, 13 Januari 2025.
Ketua DPD I Partai Golkar NTT itu menjelaskan, diskusi dalam pertemuan tersebut fokus pada strategi lintas sektor untuk menurunkan angka stunting dan memberantas kemiskinan ekstrem.
“Kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan perguruan tinggi menjadi kunci dalam menghadirkan solusi nyata,” kata Melki
Ia dan wakilnya Johni Asadoma atau paket Melki-Johni kemudian mengajak seluruh pihak untuk bergandengan tangan dalam mewujudkan Indonesia bebas stunting, dimulai dari NTT.
“Dengan kerja sama yang solid, kami optimistis dapat menghadirkan masa depan yang lebih baik. Mari bangun NTT bersama untuk generasi yang lebih sehat dan cerdas. Ayo Bangun NTT, wujudkan Indonesia bebas stunting!” tegasnya.
Selain itu, lanjut Melki, pertemuan tersebut menjadi momentum penting bagi percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem dan penurunan angka stunting di Indonesia, dengan NTT dan Jawa Barat sebagai pilot project program kolaborasi nasional.
Penulis: Ronis Natom