Maumere, Vox NTT – Ratusan buruh yang bekerja di Proyek Pembangunan Kantor Bupati Sikka berdemonstrasi ke DPRD Sikka, Selasa (15/8/2018). 270 buruh yang terdiri atas tukang dan pembantu tukang tersebut memerotes kebijakan managemen PT. Palapa, selaku pelaksana proyek yang menurunkan upah mereka.
Juru bicara para buruh, Wihelmus Muliadi mengatakan, selama ini mereka bekerja dengan upah sebesar Rp 100.000 per hari untuk tukang dan upah pembantu tukang sebesar Rp 60.000 per hari, dengan jatah makan ditanggung oleh kontraktor.
Para buruh lantas menjadi berang lantaran pagi tadi mereka diberitahukan oleh Manager Proyek, Bimo bahwa akan ada penurunan upah.
“Upah tukang turun jadi Rp 70.000 per hari dan upah pembantu tukang turun menjadi Rp 40.000. Tidak ada jatah makan dalam lagi,” terang Wihelmus.
Para buruh tersebut telah bekerja sejak September 2017 lalu. Belakangan, setelah Idul Fitri kontraktor kembali mendatangkan 20-an pekerja dari Jawa. Para tukang baru tersebut khusus mengerjakan finishing.
Para buruh yang melakukan protes adalah buruh lokal. Mereka melakukan pekerjaan kasar. Para buruh bekerja selama 6 hari setiap minggu, dari jam 8 sampai dengan jam 4 sore.
Buruh lainnya, Melky mengaku selama ini tidak ada kesempakatan tertulis antara kontraktor dan para buruh. Melky mengaku selama ini pun sering terjadi keterlambatan pembayaran upah.
Biasanya mereka dibayar setiap akhir minggu. Akan tetapi, beberapa kali kontraktor mengulur pembayaran sampai dengan 3 minggu.
Para buruh tersebut diterima oleh Komisi 3 DPRD Sikka. Dialog dengan DPRD Sikka yang dipimpin oleh Ketua Komisi 3, Alfridus Aeng tersebut merekomendasikan agar Kontraktor dan Dinas PU Sikka dihadirkan. (Are De Peskim/VoN)