Ruteng, Vox NTT- Sidang DPRD Manggarai kembali ricuh. Lagi-lagi yang menjadi pemeran utama dalam kericuhan itu adalah Marsel Ahang.
Anggota dewan dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mendadak marah lalu mengambil botol air di atas mejanya melempar ke arah anggota dewan Partai Hanura, Yon Boa yang duduk di barisan paling belakang.
Yon Boa yang tak terima dengan perlakuan Marsel Ahang langsung beranjak dari tempat duduknya lalu menyerang anggota dewan dari PKS itu.
Melihat itu, anggota dewan lain dengan sigap menghalau Yon Boa sehingga adu jotos dapat terhindar.
Akibat kericuhan itu, paripurna yang dihadiri jajaran eksekutif terpaksa berhenti sejenak dan dilanjutkan sesaat kemudian setelah situasi kembali kondusif.
Informasi yang dihimpun VoxNtt.com, kericuhan itu bermula ketika Marsel Ahang meminta pimpinan sidang untuk menunda pembahasan agenda penyampaian nota keuangan tahun 2018.
Ahang beralasan, sampai sekarang pemerintah daerah belum memberi jawaban tuntas atas tidak diakomodirnya hasil reses dari anggota dewan itu.
Padahal, anggota dewan daerah pemilihan Ruteng-Lelak itu sudah berkali-kali menyuarakan hal itu dalam sidang dewan.
Namun, usulan Marsel Ahang tidak disetujui oleh oleh sejumlah anggota dewan, termasuk Yon Boa. Dari barisan belakang, Boa dengan suara keras meminta pimpinan melanjutkan sidang penyampaian nota keuangan tersebut.
Menanggapi hal itu, Ketua Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Ruteng, Dionisius Patrisius Agat mengaku prihatin atas kejadian tersebut.
“DPRD itu lembaga terhormat. Di sana tempat wakil rakyat bicarakan nasib rakyat bukan tempat baku ribut. Begitu mendengar informasi ini, kami sangat kaget sekaligus prihatin, kenapa bisa begitu?” katanya melalui pesan WhatsApp, Sabtu (25/11/2017).
Dalam catatan PMKRI Cabang Ruteng, kata Agat, kejadian Sabtu siang itu merupakan episode kesekian kalinya. Terlepas siapa yang salah atau benar, yang jelas kejadian itu sangat memalukan.
Sebab itu, dia meminta pimpinan DPRD Manggarai dan Badan Kehormatan segera mengambil sikap tegas agar kejadian seperti itu tak terulang lagi.
“Tegakan tatib DPRD tanpa kompromi. Kalau (tatib) tidak ditegakan maka saya yakin kejadian ini bakal terulang karena yang bersangkutan tidak jera,” tegasnya.
Kontributor: Ano Parman
Editor: Adrianus Aba