Tol laut terbukti telah menurunkan disparitas harga di wilayah Indonesia Bagian Barat dengan Indonesia bagaian Timur. Contohnya di Pulau Sabu, Nusa Tenggara Timur, harga semen sudah turun 14 persen. Bahkan ayam ras turun 49 persen
Jakarta, VoxNtt.com – Konsentrasi Presiden Jokowi terhadap Indonesia bagian timur akhir-akhir ini memang cukup signifikan. Salah satu program yang diinisiasi pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla adalah program tol laut.
Untuk memperkuat dan mempercepat terwujudnya berbagai langkah tersebut, kebijakan dan koordinasi dengan kementerian terkait telah dilakukan secara intens bahkan berbagai pembangunan infrastruktur sedang digenjot pemerintahan Jokowi di bagian Timur.
Meski baru berjalan dua tahun, proyek tol laut sudah mulai dirasakan manfaatnya oleh rakyat karena berhasil menurunkan biaya logistik di Tanah Air.
“Tol laut juga telah menurunkan disparitas harga antara wilayah Indonesia Bagian Barat dan Timur” kata Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi dalam Forum Konsolidasi Industri Kemaritiman Nasional Transformasi Tol Laut di Kempinski Grand Ballroom, Jakarta, pada Rabu (9/11/2016).
“Program tol laut yang selama ini telah dijalankan telah membuahkan hasil. Itu artinya transportasi laut telah menunjukkan peran dalam konektivitas nasional. Ini sudah sesuai dengan tujuan utama dari pembuatan tol laut”, kata Budi.
Jumlah trayek perintis yang sudah dibuka dan beroperasi hingga saat ini mencapai 96 trayek. Sementara pengoperasian tol laut sebanyak 6 trayek.
Hasil dari implementasi program tol laut sudah menurunkan perbedaan harga di wilayah Barat dan Timur Indonesia.
“Tol laut terbukti telah menurunkan disparitas harga di wilayah Indonesia Bagian Barat dengan Indonesia bagaian Timur. Contohnya di Pulau Sabu, Nusa Tenggara Timur, harga semen sudah turun 14 persen. Bahkan ayam ras turun 49 persen,” jelas Budi.
Menurut Budi, Pemerintah akan terus menginisiasi dan menindaklanjuti program tol laut.
Ujar dia, upaya ini bisa menstimulasi pelaku agrikultur agar ada suatu daya dobrak untuk menghasilkan barang produksi yang bisa dibawa ke wilayah Indonesia bagaian Barat.
Lanjut Budi, kedepannya tantangan tol laut makin besar. Hal ini menurut dia dikarenakan pelabuhan yang kurang sinergi.
Maka, solusi menurutnya adalah memberi kesempatan kepada BUMN dan lembaga swasta untuk membenahinya sehingga bisa mempermudah seluruh aktifitas yang berkaitan dengan tol laut.
Sampai saat ini jumlah trayek yang dilayani dalam tol laut mencapai menjadi 96 trayek. Dari jumlah trayek ini, 54 trayek dilayani oleh kapal negara, 42 trayek dilayani oleh kapal swasta dan 1 trayek khusus angkutan ternak.
Seiring dengan adanya trayek dalam tol laut ini, harga komoditas di beberapa wilayah juga mengalami penurunan. Sebagai contoh Kecamatan Tahuna, provinsi Sulawesi Utara, harga beras mengalami penurunan 5 persen, terigu 5 persen dan semen turun 5 persen. (Ervan Tou/VoN)