Mgr. Suharyo menjelaskan korupsi menjadi persoalan utama yang mengakibatkan tidak sejahteranya kehidupan umat dan masyarakat Indonesia
Jakarta, VoxNtt.com-Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) mengajak seluruh masyarakat dan umat Katolik khususnya untuk berhenti melakukan tindakan korupsi.
Menurut KWI, tindakan korupsi merupakan sebuah kejahatan yang merusak martabat manusia. Pemberantasannya harus dilakukan melalui gerakan bersama dalam sebuah sistem yang transparan, akuntabel dan kredibel.
Hal ini menjadi salah satu rekomendasi seruan Pastoral KWI 2016 setelah sidang KWI 2016 sejak 31 Oktober-02 November di Jakarta.
Sidang yang diawali dengan Hari Studi para Uskup ini juga menyerukan perubahan mental untuk mencegah perilaku koruptif, baik dalam diri sendiri maupun di lingkungan masing-masing.
Hari studi ini digunakan oleh para Uskup untuk mendengarkan kesaksian para penggerak anti korupsi serta berbagai langkah pencegahan yang mereka lakukan.
Ketua Konferensi Waligereja Indonesia, Mgr. Ignatius Suharyo, dalam konferensi pers di Kantor KWI, Jakarta, pada Kamis, (10/11) mengatakan para Uskup menyadari bahwa perilaku koruptif tidak saja terjadi di lembaga pemerintahan dan lembaga swasta, tapi telah menjangkit sendi-sendi kehidupan mengereja.
“Kita tidak bisa pungkiri bahwa perilaku koruptif telah menjangkit sendi-sendi kehidupan mengereja. Maka, gereja Katolik melalui KWI menyerukan agar mencegah terjadinya perilaku yang akan merusak martabat manusia”, tegas Mgr. Suharyo
Menurut Mgr. Suharyo, langkah yang harus diupayakan untuk mencegah tejadi perilaku koruptif adalah jujur dalam tindakan, tidak menyalahgunakan kekuasaan dalam keuntungan pribadi atau golongan, serta tidak melayani orang-orang yang mengajak kita untuk berbuat korupsi.
Untuk mencegah terjadi perilaku koruptif, KWI telah melakukan seruan kepada keuskupan se-Indonesia untuk segera melakukan seruan moral kepada umat Katolik melalui gerakan di Gereja maupun di berbagai lembaga pendidikan.
“Seruan moral terus diupayakan untuk mencegah terjadinya perilaku koruptif”, ungkap Uskup Keuskupan Agung Jakarta itu.
Mgr. Suharyo menjelaskan korupsi menjadi persoalan utama yang mengakibatkan tidak sejahteranya kehidupan umat dan masyarakat Indonesia.
“Pengaruh korupsi sangat besar, bahkan ada penelitian akibat buruk dari korupsi jauh lebih besar dari bahaya Narkoba. Itulah hiruk-pikuk dunia”, tegasnya.
Maka Gereja Katolik ingin menyerukan perubahan mental untuk mencegah perilaku koruptif.
“Gereja ingin masuk kesitu dengan peran berbeda, dimana hirarki berperan menyuarakan moral, awam di dalam Gereja katolik perannya adalah untuk membuat pembaharuan dalam Gereja. Maka rumusan seruannya adalah stop korupsi”, tegasnya.
Mgr. Suharyo menghimbau kepada masyarakat Indonesia agar peka dan peduli terhadap maslah-masalah korupsi.
“Berkatalah dengan tegas dan jelas, stop korupsi”, pungkas Mgr. Suharyo. (Ervan Tou/VoN)