Ada tujuh partai politik yang berkoalisi mendukung pemerintah, namun orang-orang partai politik malah diam dan tak unjuk aksinya dalam menyikapi berbagai persoalan bangsa yang belakanga ini menjadi fenomena di negeri ini
Jakarta,VoxNtt.com-Partai politik pendukung Jokowi-JK dinilai tidak mampu merangkum kehidupan bersama dan tidak memiliki loyalitas terhadap kepemimpinan Jokowi-JK.
“Partai-partai politik mengapa hanya diam saja saat Jokowi melakukan silahturahmi politik, seharusnya partai-partai politik juga ikut melakukan hal yang sama. Presiden juga semestinya menyanyakan bagaimana loyalitas partai pendukung pemerintah”, ujar Ari Nurcahyo, dalam Diskusi Publik ‘Politik Jokowi-JK’, yang diselenggarakan di Restoran Fame Food, Jl. Agus Salim. No. 60, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (20/11)
Lebih lanjut Ari mengatakan, ada tujuh parttai politik yang berkoalisi mendukung pemerintah, namun orang-orang partai politik malah diam dan tak unjuk aksinya dalam menyikapi berbagai persoalan bangsa yang belakanga ini menjadi fenomena di negeri ini.
Menurut Ari Nurcahyo, situasi ini justru ada partai politik yang ikut memanaskan situasi politik yang terjadi.
“Konsolidasi politik ini seharusnya bisa membangun kekuatan baru, kekuatan yang seimbang dan mampu mengkonsolidasi sesama partai politik pendukung Jokowi-JK. Kalau dilihat selama dua tahun ini memang cukup baik dalam bentuk formal. Namun dalam subtansial, apakah partai politik itu loyal?” pungkas Ari dengan tegas.
Sementara Pengamat Politik Ray Rangkuti mengatakan dalam mengelola pemerintahan, Presiden Joko Widodo sebaiknya perlu mengingat proses mengelola negara.
Menurut dia, hal ini sangat penting karena ini merupakan persoalan penting bagi pengembangan setiap partai politik dan pembangunan nasional.
“Saya pikir peristiwa 411 meningkatkan begitu banyak massa. Maka, hal ini menjadi titik balik kesadaran Jokowi, bahwa ada sesuatu yang terlupakan, di tengah semangatnya melakukan pembangunan dan kerja-kerja populer, justru ada nilai-nilai terlupakan dari proses itu, yakni proses mengelola politik”, ungkap Ray Rangkuti yang merupakan Ketua Lingkar Madani Indonesia (LIMA).
Pada kesempatan itu juga, Ray memberikan pandangannya mengenai kerja politik Jokowi. Menurut Ray, presiden Jokowi agak terlena dengan sikap dukungan 7 partai politik sampai adanya peristiwa 411. Peristiwa itu memberikan kesadaran pada politik Joko Widodo.
“Peristiwa 411 memberikan dua kesadaran pada politik Jokowi yaitu, adanya ruang yang terlupakan soal konsolidasi politik dan menguji, sebetulnya siapa kawan sesungguhnya dan siapa yang hanya memanfaatkan kekuasaan Jokowi”, tegas Ray.
Ray menilai, akibat sikap Presiden yang lamban terkait peristiwa 411 atas dugaan penistaan agama yang dilakukan gubernur nonaktif DKI Jakarta, maka respon publik menjadi negatif.
Hal ini menurutnya, dapat dilihat dari tingkat kepuasan publik yang tidak serta-merta menjadi kekuatan politik Jokowi. (Ervan Tou/VoN)
Foto Feature: Ari Nurcahyo