Ruteng, VoxNtt.com – Ketua Presidium Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Ruteng, Kristian Nanggolan mengecam komentar Wakil Bupati Manggarai, Victor Madur terkait 90 paket proyek drainase yang terancam gagal Provisional Hand Over (PHO).
Sebelumnya, Wabup Madur menanggapi sorotan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Dinas Pekerjaan Umum (PU) Manggarai, Maurinus J.J Teping alias Jefri Teping pada Rabu (30/11/2016). Ia menilai, gagasan tersebut adalah pendapat pribadi Jefri.
Komentar tersebut membuat Kristian geram. Menurut dia, sebagai orang nomor dua di kabupaten Manggarai tidak seharusnya mengeluarkan komentar yang terkesan belum memahami tugas, pokok, dan fungsi (tupoksi) dari bawahannya.
“Pernyataan itu keliru. Seharusnya dilihat posisi Jefri menyatakan itu sebelumnya sebagai apa. Jefri kan berwenang memeriksa proyek sesuai kompetensi dan posisinya sebagai PPTK,” tegas Kristian kepada VoxNtt.com, Kamis, (1/12/2016) malam.
Idealnya, kata dia, menanggapi komentar Jefri, bupati dan wakil bupati harus responsif. Itu bisa dilakukan dengan upaya pemanggilan semua pihak yang bertanggungjawab dalam pekerjaan 90 proyek drainase ini.
“Penting juga dengar penjelasan direktur konsultan pengawas CV Hasta Perkasa Engginering. Karena dia yang memenangkan tender sebagai pengawas 90 paket proyek drainase itu. Panggil dia juga,” saran Kristian.
Terpisah, Anggota DPRD Manggarai, Bona Onggot juga angkat bicara. Ia menilai, pengawasan 93 paket proyek ini belum seimbang. Sebab, proyek yang begitu banyak dan tersebar di berbagai daerah di Manggarai hanya diawasi oleh satu perusahan saja.
“Ada persoalan lagi yaitu pemilik kerja (kontraktor pelaksana) tidak ada tenaga teknis. Banyak diserahkan kepada tukang saja di lapangan,” kata Onggot kepada sejumlah awak media di kantor DPRD Manggarai, Rabu kemarin.
Karena itu, ia mengusulkan agar ke depan pemerintah kabupaten Manggarai memperhatikan rasio penentuan pengawas proyek yang berimbang. Artinya, perusahan pengawasan lebih banyak lagi untuk memudahkan tugasnya mengawal proyek-proyek pemerintah.
Sebelumnya, Jefri menegaskan, sebanyak 90 dari 93 paket drainase ini belum ia rekomendasi ke tahapPHO. Sebab, menurut Jefri kualitas proyek dengan sistem Penunjukan Langsung (PL) tersebut dinilai masih buruk.
Selain itu, pengawasan 93 proyek drainase yang hanya dilakukan satu perusahan memang bukan perkara mudah. Betapa tidak, topografi Manggarai cukup menantang dan luas.
Apalagi menurut Jefri, CV Hasta Perkasa Engginering hanya mempekerjakan 10 personil lapangan untuk memeriksa 93 paket proyek tersebut. (Ardy Abba/VoN).
Foto Feature: Ketua Presidium PMKRI Ruteng (Foto: ist)