Ende, VoxNtt.com-Bukan asing lagi kota Ende disebut kota sejarah. Ini dibuktikan dengan perjalanan hidup Bung Karno saat diasingkan oleh penjajah Belanda (1934-1948).
Kemudian lahirlah butir-butir Pancasila sebagai dasar negara. Ini sebagai bukti bahwa kota Ende sebagai barometer kota sejarah di Republik ini.
Sebagai kota sejarah, kota tertua dan kota pelajar di daratan Flores, Ende mestinya sebagai teladan terhadap kota-kota lain. Paradigma ini justru terbalik.
Kota Ende malah dipandang sebagai kota kumal, kota yang penuh dengan kuman-kuman penyakit pada setiap pelosok, kota yang tidak mampu membersihkan diri sendiri.
Sebut saja, sampah yang berhamburan pada setiap sudut kota. Para tamu yang hendak masuk disambut dengan kotoran yang dapat mencemari lingkungan kota.
Plang iklan menjaga kebersihan terpasang dimana-mana. Namun, kesadaran masyarakat akan kebersihan masih sangat terbatas.
Tebaran sampah selalu dilihat pada tempat-tempat yang strategis, mulai dari pesisir pantai, pertokohan, pasar, saluran pembuangan hingga di area Taman Bung Karno.
Rupanya, Pemda Ende sudah jenuh mengurus sampah. Ataukah mungkin Pemda Ende sudah tidak peduli dengan sampah.***(Ian/VoN)