Maumere, VoxNtt.Com- Sampai dengan saat ini laporan bencana dari SMK Budi Luhur Maumere belum ditanggapi Pemda Sikka melalui Badan Penanggulan Bencana Daerah.
Meskipun demikian, pada Kamis (9/3/2017) Kodim Sikka mengirimkan pasukannya untuk membantu memperbaiki 3 ruangan kelas.
Danramil 1603-01 Alok, Kapten Inf Surikan yang memimpin perbaikan menyatakan upaya perbaikan atap SMK Budi Luhur tersebut merupakan bentuk kepedulian pihaknya atas bencana yang dialami sekolah yang terletak di Jl. Diponegoro, Kota Uneng, Kecamatan Alok, Sikka tersebut.
“Ini juga untuk menggugah pihak lain agar turun tangan,” terangnya.
Pantauan media ini di lokasi para prajurit angkatan darat tersebut membongkar atap seng yang dirusak angin.
Tujuannya agar tidak membahayakan para siswa dan guru. Setelah membongkar para prajurit kemudian memasang kembali atap seng yang masih bisa digunakan pada tiga ruangan.
Hal ini dikarenakan 3 di lantai dasarnya ruangan dasar merupakan ruangan penyimpanan komputer dan laboratorium.
“Kami menggunakan bahan yang ada. Kodim hanya bisa membantu tenaga” terangnya.
Surikan mengaku melibatkan 32 prajurit gabungan dari masing-masing koramil. Para prajurit dibantu oleh kurang lebih 60 siswa dan staf pengajar SMK Budi Luhur.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMK Budi Luhur yang ditemui di lokasi mengatakan sampai saat ini belum ada tanggapan atas laporan bencana yang telah dibuat pihaknya.
“Setelah bencana itu saya sudah laporkan termasuk bersurat ke Bupati dan DPRD Sikka,” terangnya.
Atap bangunan SMK Budi Luhur rusak parah dihantam badai pada 7/2/2017 lalu. Akibatnya 12 ruangan kelas di lantai 2 tidak bisa digunakan.
Menurut Arbus Antonius pihaknya telah melaporkan kerusakan yang dialami tersebut baik kepada BPBD Sikka, Bupati, maupun DPRD.
Bahkan tebusan pun dilayangkan ke Dinas Pendidikan Pemprov NTT. Dalam surat resminya tersebut, Arbus telah menyampaikan pula perkiraan nilai kerugian sebesar kurang lebih Rp 300 juta.
Perlu diketahui, beberapa waktu lalu pihak BPBD Sikka mengaku melakukan pinjaman terhadap pihak ketiga lantaran tak memngantongi dana cash untuk penanggulangan bencana.
Besar pinjaman adalah Rp 160 juta. Sejauh ini belum ada pernyataan resmi dari BPBD atau DPKAD terkait apakah dana darurat bencana senilai Rp 4 M telah dicairkan atau belum. (Are De Peskim/VoN)