Ruteng, Vox NTT- Ketua Yayasan Tunas Muda Indonesia, E. Melkiades Laka Lena meminta kaum muda di Nusa Tenggara Timur (NTT) agar tidak memusatkan konsentrasinya menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Menurut Melki Laka Lena, saat ini ruang kerja menjadi PNS sudah sangat sempit dan boleh diraih oleh sebagian kecil masyarakat saja. Jika terus dikejar maka pintu pengangguran pasti terbuka lebar.
“Saat ini yang dibutuhkan para pemuda adalah semangat kerja entrepreneurship dengan memanfaatkan peluang-peluang ekonomi yang ada di sekitar kita,” terang Melki saat membawakan materi pada seminar publik di aula Ranaka-Kantor Bupati Manggarai, Minggu (12/3/2017).
Seminar publik tersebut diselenggarakan oleh Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Ruteng dengan menghadirkan ribuan orang muda sebagai peserta. Mereka ialah para pelajar dalam kota Ruteng, aktivis Cipayung di Manggarai, mahasiswa dan para alumni PMKRI.
Selain Melki, pemateri lain yang dihadirkan yakni Ketua Pengurus Pusat (PP) PMKRI Periode 2016-2018, Angelo Wake Kako dan Bupati Manggarai, Deno Kamelus.
Dalam seminar dengan tema “orang muda dan tantangan zaman” ini, Melki Laka Lena menganjurkan agar para pemuda di NTT mesti sungguh-sungguh menekuni kewirausahaan. Langkah ini penting untuk meminimalisasi struktur ketidakadilan dalam bidang ekonomi.
“Sekali lagi, ini cuman lebih tekun dengan bidang yang mau kita ambil, kemudian dengan akses informasi dan teknologi yang tadinya menjadi tantangan, kita bisa gunakan sebagai alat bantu mengembangkan usaha,” kata mantan Sekjen PP PMKRI 2002-2004 itu.
Menurut dia, NTT ini terkenal dengan beragam potensi ekonomi yang bisa dikembangkan kaum muda tanpa harus menjadi PNS.
Misalnya, mengambil peran dalam bisnis pariwisata. Orang muda hanya membutuhkan pembelajaran bahasa Inggris dan berbagai skil standar untuk melayani para tamu.
Selain itu, lanjut Melki, orang muda juga bisa berperan membangun ekonomi kreatif. Salah satunya menjadi pelopor membuat barang setengah jadi segala komoditas yang diperdagangkan antarpulau.
“Selama ini kan kita hanya kirim barang-barang dari sini dalam bentuk mentah. Orang muda harus menjadi pelopor agar sebelum dikirim, bisa dikemas dalam bentuk setengah jadi. Ini nilai ekonominya lebih tinggi ketimbang kita kirim mentah keluar daerah,” ujar mantan calon wakil gubernur NTT itu.
Senada dengan Melki, Ketua PP PMKRI Periode 2016-2018, Angelo Wake Kako dalam paparan materinya mengajak kaum muda di Manggarai agar menghilangkan budaya lama mengejar PNS.
“Di Flores ini kita masih terjebak dengan budaya orang tua zaman dulu. Bahwa kalau selesai kuliah harus bekerja sesuai spesifikasi pendidikannya. Dia akan malu kalau pulang kuliah urus pertanian atau pekerjaan lain yang menurut mereka lebih rendah,” kata Angelo.
Karena itu kata dia, saatnya pola pikir lama ini perlu diminimalisasi. Masih banyak peluang pekerjaan lain yang tentu saja bisa mendapatkan pendapatan lebih besar.
Dikatakan, selain melihat potensi kewirausahaan yang ada di sekitar, sangat penting juga mengembangkan kemampuan lewat pendidikan dan berbagai pelatihan.
Menurut Angelo, hanya dengan giat mengikuti pelatihan dan pendidikan orang muda tidak tergerus oleh akses informasi dan teknologi yang marak saat ini. (Adrianus Aba/VoN)