Maumere, VoxNtt.Com- Demokrasi bukan hanya urusan politisi dan orang dewasa. Para pelajar SMPK Frater Maumere beruntung diberi kesempatan mempraktekan model pemilihan umum seperti yang sering dilakukan di Indonesia.
Pemilihan OSIS SMPK Frater Maumere periode 2017-2018 dengan puncaknya adalah pencoblosan pada Sabtu (18/3/2017) tak jauh beda dengan Pileg, Pilpres atau Pilkada.
Kepada VoxNTT.Com pada Sabtu (18/3/2017), Kepala Sekolah SMPK Frater Maumere, Frater M. Herman Yoseph, BHK mengatakan pihaknya ingin memperkenalkan pemilihan yang demokratis kepada para siswa
Menurut Herman, OSIS merupakan salah satu wadah atau organisasi intra sekolah. Oleh karenanya penting untuk menjadikan OSIS sebagai media bagi para pelajar di sekolah yang berada di bawah naungan Yayasan Mardiwiyata tersebut untuk belajar beroganisasi.
Selain itu, pihak sekolah menilai perlu menunjukkan dan memperkenalkan demokrasi atau model pemilihan yang demokratis secara lebih dini.
“Siapa yang akan menduga bahwa di kemudian hari ada di antara mereka ini yang akan menjadi pemimpin partai politik, politisi, organisasi kemasyarakatan atau instansi negara,” terangnya.
Herman menerangkan, proses pemilihan ini diselenggarakan oleh lembaga menyerupai KPU yakni Komisi Pemilihan OSIS (KPO) dalam 5 tahap.
KPO dipimpin langsung oleh pengurus OSIS yang akan terdemisioner. Selanjutnya tahap pertama adalah pendaftaran calon peserta.
Pada tahap awal pasangan calon uang mendaftarkan diri terdiri atas ketua yang berasal dari kelas XIII dan wakil ketua yang berasal dari Kelas XII. Pasangan calon membentuk paket, memberi nama paket dan tim pemenangannya sendiri.
Persyaratan yang ditetapkan adalah rata-rata nilai rapor minimal 75 dan Surat Kelakuan Baik dari Wakasek Kesiswaan. Pasangan-pasangan yang telah mendaftar akan diverifikasi oleh KPO.
“Dari sekian banyak yang mendaftar hanya 8 paket yang lolos verifikasi tersebut,” terang Herman.
Setelah diverifikasi paket-paket tersebut diseleksi melalui diskusi panel dengan menghadirkan 3 orang panelis dari unsur tenaga pengajar. Berdasarkan penilaian panelis hanya 4 paket yang tersisa sementara yang lain gugur.
Keempat paket yang lolos ke tahap selanjutnya antara lain Paket VILA (Felicita Rosa Virginia Padu dan Alicia Lily Michaela Padu), Paket STUNTMAN (Stanly Steven Japira dan Johanis Armendo Darmapan), Paket FORHEN (Fortino Oktavius dan Anna Helena Kristiani), dan Paket ANGELUS (Angelina Kristian dan Mario Antonius Ulu Kroon).
Paket-paket tersebut selanjutnya melakukan kampanye yang mana mereka mengajukan gagasan dan tawaran program kerja mereka. Setelah tahapan kampanye, keempat paket tersebut diadu dalam debat.
Tahapan terakhir adalah pencoblosan yang mana para siswa mencoblos surat suara yang disediakan oleh KPO.
Salah satu calon Ketua Osis, Fortino Oktavius kepada VoxNTT.Com saat ditemui usai debat menyatakan bangga bisa terlibat dalam proses tersebut.
“Kami juga diminta mengenakan pakaian adat masing-masing dalam kampanye dan debat yang menunjukkan kami beragam,” terangnya.
Selesai pemilihan KPO bersama para guru melalukan perhitungan. Hasil perhitungan selanjutnya akan diumumkan pada Senin (20/3/2017). (Are De Peskim/VoN)