Kupang, Vox NTT– Seusai melakukan pawai berjalan kaki dari Kantor Walikota ke Polda NTT, seluruh umat Hindu berkumpul di Lapangan Polda dan melakukan doa bersama.
Yang menariknya, di tengah umat berdoa hujan lebat turun mewarnai seluruh rangkaian acara ritual itu.
Namun demikian, hujan yang mengguyur Kota Kupang pada, Senin (27/3/2017) malam itu sama sekali tak mengganggu keberlangsungan ritual tersebut.
Hujan itu, seolah-olah turut merestui upacara Pemurnian diri, umat Hindu Kota Kupang yang ditandai dengan pemercikan air di atas kepala seluruh umat yang ada, oleh tokoh agama yang telah ditugaskan.
Pak Sadewa, salah satu tokoh agama yg ditugaskan untuk melakukan (pemurnian) dengan memerciki air, kepada VoxNtt.com mengatakan sebelum upacara pemurnian ini dilakukan, mereka (seluruh umat) berdoa bersama untuk Negara (Indonesia) ini. Doa ini agar terus mewujudkan perdamaian antar seluruh umat, warga negaranya.
“Kita bedoa bersama untuk Negara agar terus mewujudkan perdamaian di antara sesama umat di Indonesia,” tegas Sadewa.
Saat ditanyai terkait makna dari percikan air di kepala, Sadewa menjelaskan pemercikan air itu sebagai simbol membersihkan diri dari dosa, sakit penyakit dan kejajatan yang menyelimuti diri umat.
“Itu Simbol membersihkan diri dari dosa, sakit penyakit dan kejahatan dalam diri,” katanya.
Dia menambahkan, diharapkan agar dengan adanya cara pemurnian diri ini, umatnya memperoleh kehidupan yang bersih dari segala dosa dan sakit penyakit serta seluruh kejahatan yang menaungi kehidupan mereka, sehingga kelak memperoleh kehidupan yang lebih baik lagi. (Bonefasius Jehadin/VoN)