Vox NTT- Pasca media VoxNtt.com menurunkan berita tanggapan anggota DPRD NTT, Yohanes Rumat terkait rencana kegiatan Tour de Flores (TdF) II tahun 2017 memicu beragam reaksi netizen. Itu terutama di media sosial (medsos) facebook.
Berita tersebut diposting tanggal 24 Maret 2017 berjudul “DPRD NTT Sebut Kegiatan Tour de Flores Korbankan Rakyat”.
Kepada wartawan di Borong, Kabupaten Manggarai Timur, Kamis (23/3/2017), Rumat menyatakan, kegiatan TdF telah mengorbankan rakyat dan diduga telah ditipu orang-orang besar.
Di balik dalil promosi wisata di Pulau Flores kata dia, ajang ini membalak uang rakyat.
“Tetapi pertanyaan reflektif kita untuk berapa lama atau berapa tahun ajang ini berjalan. Target apa yang mau dicapai tiap tahun. Terukur atau tidak dampak kunjungan wisatawan setelah kegiatan Tour de Flores berjalan,” ujar Rumat.
Menurutnya, masih banyak cara yang lebih elegan terkait promosi wisata. Contoh, memberi kesempatan kepada pelaku wisata lokal, para pemilik Travel Agen untuk menjual produk NTT dengan pola Bussiness to Bussiness.
“Artinya pelaku wisata sudah tahu bagaimana mempromosikan tempat-tempat pariwisata di NTT melalui websitenya,” ujar Rumat.
Baca berita selanjutnya di sini…
Pernyataan Rumat tersebut memicu beragam reaksi netizen. Reaksi, mulai dari kontra pandangan anggota DPRD NTT ini hingga mendukung terkait ajang balap sepeda internasional itu.
Penulusuran VoxNtt.com, di bawah tubuh berita tersebut netizen berkomentar. Bahkan melalui akun facebooknya Yohanes Rumat (Hans Rumat) pun ikut berkomentar menjelaskan maksud di balik kritikannya terhadap kegiatan TdF.
“Bapak ini pintar seputar uang to apa upaya bapak untuk mengangkat flores di arena nasional maupun internasional, setelah tour de flores Tahun lalu bapak yg pintar ini hitung dampak kunjungan wisata ke Flores dan berapa biaya yg diperoleh dari komodo sd tj bunga Flotim, kalau mau Untung keluar modal dulu bapak yg pintar daripada dimakan percuma anggota dprd yg dari dulu nda ada prestasi untuk NTT, tololet,” tulis akun Dominick M Tuba.
Menjawab sorotan Dominick M Tuba ini, Hans Rumat mengaku dirinya sudah melakukan banyak upaya yang dilakukannya untuk mendatangkan wisatan ke NTT.
“Selamat pagi dominick ybk hati, kalau ditanya berapa banyak upaya saya datangkan wisatawan ke NTT, sudah ratusan kapal pesiar yg saya datangkan, sudah puluhan ratusan ribu wisatawan baik wisnus maupun wisman ke NTT, soal promosi sudah berbagai benua dan negara saya datangi utk melakukan promosi dengan pola bisnis to bisnis hasilnyapun berbagai kontrak kerja dengan sesama pelaku travel agent dari berbagai Negara, konstribusi pelaku terukur hasilnya utk rakyat dan kabupaten atau propinsi dan prinsipnya mendatangkan dolar dan rupiah ke NTT, bukan hambur hambur mengatas namakan nawacita dan promosi, saya sudah bekerja di travel agent thn 1990 saya perintis sekolah pariwisata di NTT,trave agent oceaania world Travel NTT, STIBA cakrawala nusantara Kupang, saya beani membuat pernyataan pers krn saya paham dan mengerti dan iniLah fungsi DPRD luruskan yang salah,jangan membodohi masyarakat. Tks,” post Hans Rumat.
“Hans Rumat Teruskan perjuangan Anda Pak Hans. Sebagai orang pariwisata, Anda lebih tau bagaimana caranya pariwisata itu dikelola sehingga menguntungkan penduduk asli Flores. Business to business jauh lebih efektif dan efisien daripada TdF yang pembiayaannya diambil dari APBD tetapi tidak membawa pengaruh yang signifikan pada ekonomi kerakyatan.
Saya lebih setuju biaya APBD itu dialokasikan untuk membangun sekolah” pariwisata, pelatihan” bagi penduduk sehingga mereka bisa memberdayakan potensi lokal yang berorientasi pasar wisata dan sebagainya. TdF lebih banyak mudaratnya……,” tulis akun Felix Tena Longa
Selanjutnya, pandangan lain muncul dari facebooker dengan akun Florian Lengu. Menurut dia, ada benarnya kritikan Rumat TdF membalak uang rakyat. Namun, sebut Florian Lengu bukan event TdF-nya dikritisi. Tetapi kepanitiaanya di daerah yang memang harus di evaluasi, terutama cara kerja dan keterlibatan mereka yang tidak berkompeten dalam meramu sebuah perjalanan wisata.
“Pak Yohanes Rumat,
Terima kasih atas partisipasi dan sumbangsih pendapat Bapak dalam kaitan dengan TDF yang memang akan menghabiskan banyak dana APBD. Kebanyakan pejabat selalu diam tanpa memberikan pendapat terkait berbagai hal pembangunan di daerah. Padahal yang paling diharapkan masyarakat dari para pejabat atau wakil rakyatnya adalah SUARA, YA SUARA. Karena ketika pejabat bersuara maka rakyat akan mendengar dan menilai kualitas suaranya. Terkait kritikan Bapak tentang Tour De Flores yang terkesan membalak uang rakyat, menurut saya ada benarnya juga tetapi BUKAN EVENT TDFnya yang saya kritisi tetapi KEPANITIAANNYA di Daerah yang memang harus di evaluasi cara kerja dan keterlibatan mereka-mereka yang tidak berkompeten dalam meramu sebuah perjalanan wisata. TDF akan mampu berdampak signifikan pada peningkatan kunjungan wisatawan jika ada kolaborasi dan koordinasi yang baik (secara profesional) antara panitia inti TDF dengan pelaku Pariwisata di Flores agar dapat menciptakan kesan WOUW kepada masyarakat asing yang membaca berita terkait TDF ini. Sementara untuk perangkat Pemda mestinya hanya berfungsi untuk pengawasan dan tidak ikut dalam tour yang berdampak pada pembengkakan biaya. Kalau soal dana, menurut saya dana itu ibarat umpan untuk mendapatkan ikannya.Saya yakin jika EVENT TDF dilanjutkan dengan cara kerja yang profesional maka akan berdampak pada peningkatan kunjungan wisatan kedepannya nanti. Saya berharap agar suara Bapak tidak hanya habis di media tapi mesti dilanjutkan dalam pembahasan dengan eksekutif dan Panitia TDF. Salam,” demikian komentar Florian Lengu
Selanjutnya, pemilik akun Gusti Lesek mendukung sorotan anggota DPRD NTT tersebut.
“Ini pernyataan bagus, apa kontribusi TdF utk pembangunan di Flores? Kalau TdF kali ini kembali spt dulu membebankan pembiayaan kepada APBD, ya untuk apa?,” tulis Gusti Lesek. (VoN)