Labuan Bajo,Vox NTT-Sejumlah mahasiwa dari Kecamatan Boleng mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mabar segera memberikan bantuan terhadap petani.
Desakan para mahasiswa ini lebih khusus kepada Dinas Pertanian Mabar agar membantu para petani di Lando, Desa Mbuit- Boleng.
Pasalnya, bencana banjir yang melanda daerah itu beberapa hari lalu mengakibatkan puluhan hektar sawah terancam gagal panen.
Mahasiswa Boleng di Jakarta, Heri Bahang kepada VoxNtt.com, Selasa (28/3/2017) mengatakan, bencana tersebut mengancam kekuarangan persediaan beras warga di Lando dan sekitarnya.
Baca: Jalan Putus Total, Perekonomian Boleng Lumpuh
Apalagi di daerah tersebut hanya sekali tanam dalam setahun. Ini tentu berbeda dengan sistem tanam di wilayah lainnya yang bisa dua kali dalam setahun.
“Kami minta Pemda Mabar segera bersikap. Bantulah keluarga kami. Mereka hanya bisa hidup dari beras, tanpa bantuan, mereka tak punya apa-apa lagi untuk menyambung hidup,” tegas Heri melalui telepon selulernya.
Desakan serupa juga disampaikan oleh Selus Pampur warga Lando yang bekerja dan kuliah di Denpasar, Bali. Dia minta agar pemda Mabar segera memberikan respon.
“Kondisinya sangat menyedihkan. Itu bisa dilihat di foto-foto yang dipost di media sosial. Ini emergensi. Butuh penangangan segera. Jika ada asuransi pertanian, alokasikan itu untuk petani di Mbuit,”pintanya.
Diketahui, cuaca ekstrim yang melanda Mabar dalam beberapa hari terakhir melumpuhkan perekonomian di Boleng.
Puluhan hektar sawah di Lando rusak parah. Sekitar belasan warga harus kehilangan hasil panenya. Lebih parahnya lagi akses Terang-L.Bajo terputus.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Mabar, Anggelus Apul mengakui ada laporan terkait bencana tersebut.
Namun, yang diketahuinya baru di persawahan Nanga Na’e, Desa Macang Tanggar, Kecamatan Komodo. Di sana sekitar 260 hektar lahan sawah terendam banjir.
Dirinya belum bisa pastikan apakah itu sudah termasuk di Boleng atau bukan . Sebab Anggal Apul masih berada di Surabaya, Jawa Timur.
“Hanya belum ada informasi terkait bencana di Boleng. Yang saya tahu baru bencana di Nanga Na’e, tapi kami akan update lagi informasinya termasuk dari Boleng untuk diteruskan ke pemprov dan pusat,” paparnya.
Terkait asuransi pertanian, Anggal Apul mengaku sudah menanyakan ke Kementerian Pertanian (Kementan) dan ternyata NTT belum ada alokasinya.
“Ini telah kami protes sejak tahun lalu dan ternyata belum ada perubahan. Tapi Kementan telah minta agar data petani yang lahannya rusak itu dikirim saja, mungkin nanti akan diberi bantuan dalam bentuk lain. Kami tetap usahakan,”pungkasnya. (Gerasimos Satria/VoN)