Borong, Vox NTT- Kepala Desa (Kades) terpilih Compang Ndejing, Ahmad Jabur hari ini dilantik oleh Bupati Manggarai Timur (Matim), Yoseph Tote.
Ia dilantik bersama dengan 64 Kades lainnya hasil Pilkades serentak 28 Februari 2017 lalu.
Ditemui seusai acara pelantikan, Ahmad mengaku gembira dan bangga atas amanah yang diembannya.
Menurutnya, amanah tersebut merupakan tanggungjawab yang mesti dipikul dengan penuh kesungguhan hati.
“Ini amanah luar biasa dan saya harus laksanakan dengan sepenuh hati,” katanya kepada wartawan, Kamis (30/3/2017).
Untuk itu, Kades baru ini mengajak seluruh masyarakatnya untuk ikut serta dalam menyukseskan pembangunan yang ia pimpin.
Ia tak mau persaingan dalam Pilkades lalu dibawa terus sehingga dapat menghambat proses pembangunan desa.
“Saya minta tinggalkan itu. Mari bersatu bangun Desa Compang Ndejing secara bersama-sama supaya lebih maju,” pungkasnya.
Disinggung soal posisinya sebagai kades di desa mayoritas Katolik, Ahmad berpendapat itu tak masalah. Baginya yang penting itu memimpin sesuai aturan dan tidak merusak persaudaraan.
“Kuncinya kita memimpin pake aturan. Jangan memimpin sesuka hati, apalagi sampai merusak persaudaraan. Kalau begitu saya yakin aman dan tidak akan terjadi apa-apa” imbuhnya.
Sebelumnya diberitakan, warga Compang Ndejing Matim yang mayoritas Katolik memilih Ahmad jadi kades baru periode 2017-2013.
Ahmad adalah penganut muslim yang berhasil memenangkan pilkades Compang Ndejing dengan meraih 362 suara. Ia menyisihkan 3 calon lain yang beragama Katolik.
Edi, warga compang Ndejing mengakui Ahmad dimenangkan oleh pemilih Katolik, bukan Muslim.
Ia beralasan jumlah pemilih Muslim di desanya terbilang sedikit sehingga mustahil bisa memenangkan Ahmad jadi kades.
“Jumlah mereka tidak banyak mungkin sekitar puluhan saja”, katanya kepada wartawan pada Rabu (28/2/2017) lalu.
Namun, karena ikatan kekeluargaan dan rasa persaudaraan, lanjut Edi, warga menjatuhkan pilihan kepada Ahmad untuk memimpin desa ini 6 tahun ke depan.
“Banyak keluarganya juga yang Katolik. Di luar itu, dia juga banyak berteman dengan orang lain, terutama anak muda sehingga orang anggap dia sebagai saudara”, tukas Edy.
Baca: Di Mayoritas Katolik, Warga Compang Ndejing Terima Ahmad Jadi Kades
Ia pun menegaskan perbedaan agama bukan lagi menjadi soal di desanya. Yang penting, kata Edi, dia mampu memimpin desa menjadi lebih maju.
“Bagi kami itu tidak perlu lagi. Yang penting saja, dia bisa memimpin dan membuat desa ini maju. Itu saja”, imbuhnya. (Ferdiano Sutarto Parman/VoN)