Borong, Vox NTT-Bupati Manggarai Timur (Matim), Yoseph Tote merespon permintaan bantuan keluarga Leonardus Arveno dan Srila Tanggo, warga asal Nteweng, Desa Leong, Kecamatan Poco Ranaka.
Keluarga ini meminta uluran tangan pemerintah kabupaten (Pemkab) Matim untuk membiayai perawatan anak mereka atas nama Safrianus Loyra di rumah sakit Internasional Sangla Bali.
Bupati Tote yang ditemui di Kantor Bupati Matim, Kamis (30/3/2017) mengatakan pemerintah siap membantu biaya perawatan bayi ‘Safrianus Loyra’ di rumah sakit Internasional Sangla Bali.
Kata Tote, pemerintah meminta kepada keluarga maupun orang tua bayi untuk mengurus berbagai surat untuk menjadi pegangan pemerintah.
Lanjut Tote, walaupaun berupa bantuan sosial tetapi tetap bukti administrasi harus dipenuhi oleh keluarga agar tidak disalahkan dalam pemeriksaan. Besar bantuan disesuaikan dengan ketersedian anggaran.
Dia berharap kepada kedua orangtua tetap kuat dan tidak mudah putus asa merawat baik bayi. Menurut Tote, uluran tangan dari orang lain pasti ada, intinya tetap menjaga bayi supaya tetap sehat.
Sebagaimana dikabarkan sebelumnya, Leonardus Arveno dan Srila Tanggo, warga asal Nteweng, Desa Leong Kecamatan Poco Ranaka meminta uluran tangan pemerintah kabupaten Manggarai Timur (Pemkab Matim) untuk membiayai perawatan anak mereka atas nama Safrianus Loyra di rumah sakit Internasional Sangla Bali. Saat ini anak mereka sudah keluar dari rumah sakit dan numpang di salah satu rumah keluarga Manggarai.
Baca Juga: Keluarga Pasien Butuh Uluran Tangan Pemkab Matim
Damianus Nabur, sebagai orang tua warga Kecamatan Poco Ranaka di Bali yang menghubungi VoxNtt.com via telepon, Kamis (30/3/2017) mengatakan, biaya rumah sakit Safrianus Loyra sebesar Rp 75 Juta.
Dikatakannya, pihak keluarga Manggarai di Bali sudah berusaha mengumpulkan uang dan saat ini belum bisa melunasi utang. Sehingga meminta kepada Pemkab Matim agar bersedia menolong warga tersebut.
Pihak keluarga terus mencari donatur supaya bisa melunasi biaya administrasi rumah sakit. Buah hati dari pasangan Leonardus Arveno dan Srila Tanggo yang berusia enam bulan yang merupakan anak pertama menderita kelainan pada usus yang membuatnya kesulitan pada saat buang air besar. Jalan keluarnya adalah dengan operasi kolostomi yang sudah dilakukan dua kali.
Dia mengatakan, Safrianus memulai perawatan di RSUP Sanglah Denpasar sejak 19 Februari 2017 lalu, dan baru tiga hari yang lalu diperbolehkan pulang. Biaya admistrasi, pengobatan sebesar Rp 75 juta. Saat ini ayah dari bayi tersebut membayar cicilan Rp 500.000 perbulannya.
Dia mengatakan selain biaya rumah sakit juga biaya pembelian susu karena bayi tidak bisa konsumsi ASI. Setiap hari harus mengkonsumsi susu khusus yang direkomendasikan dari rumah sakit dan harganya tiga ratus ribu satu kaleng. Dalam sebulan harus membeli hingga empat kaleng.
Dia mengatakan dari dana yang terkumpul baru melunasi biaya operasi putranya sebesar Rp 7 juta dan masih tunggakan sebesar Rp 68 juta.
Mewakili keluarga, Damianus berharap kepada pihak Pemkab dan DPRD Manggarai Timur, serta siapa saja untuk membantu meringankan beban dan saat ini mereka menginap di salah satu keluarga di Bali. (Nansianus Taris/VoN)