Ende, Vox NTT-Sherly Dala, perempuan kelahiran Ende, 15 Februari 1991 ini pelan-pelan meniti bisnis kuenya di Woloweku Bawah, Ende, Flores, NTT.
Menamatkan pendidikannya pada FKIP PGSD Universitas Flores 2014, Sherly justru batal menjadi guru.
Ia lebih memilih mengembangkan hobi masa kecilnya dengan bergelut dengan segala jenis adonan yang kemudian menjadi kue kering, kue basah, puding, roti dan makanan ringan super lezat lainnya.
Saat ini beragam kue buatan Sherly makin diminati di kota Ende, bahkan pelanggannya menjangkau Pulau Flores dan luar Flores.
Yang khas juga dari keuletan Sherly adalah mampu melayani orderan untuk pelanggan yang menderita sakit tertentu seperti diabetes.
“Saya suka sekali buat kue karena sejak kecil mama sering buat kue dan jualan kue. Karena sering bantu mama maka tanpa sengaja semua pengetahuan tentang proses membuat kue itu mengendap dalam otak saya” ujar Sherly.
Belajar membuat kue ternyata sudah dimulainya sejak usia Sekolah Dasar (SD). Sherly mengakui peran Sang Ibu sangat besar dalam menumbuhkan motivasi serta kelihaiannya membuat beragam jenis kue.
“Waktu masih sekolah dasar, yang saya ingat adalah kalau tidak bantu mama berarti saya tidak dapat uang jajan. Setelah sekarang saya usaha kue baru sadar bahwa manfaat dari sekedar hobi dan takut tidak dapat uang jajan itu ternyata membawa keuntungan yang luar biasa bagi kebutuhan rumah tangga” kisah Sherly di kediamannya Jalan Sam Ratulangi, Woloweku Bawah,Ende.
Sherly mulai serius meniti usahanya itu sejak tahun 2015 silam. Awalnya dia memulai karir dengan menjadi penyanyi dan usaha reseler barang-barang dari katalog.
Hasil tabungannya di koperasi dari usaha tersebut dijadikan modal awal untuk menekuni usaha pembuatan kue.
“Awal Januari 2015 itu saya coba-coba lagi kembangkan hobi masa kecil buat kue itu. Saya lalu coba posting ke akun facebook dan instagram hanya untuk konsumsi pribadi. Saat itu ada yang tertarik dan order. Saya sendiri kurang percaya diri tapi hati kecil saat itu berpikir ini saatnya untuk mulai belajar lagi. Saya akhirnya menerima banyak orderan hanya karena selalu posting aneka jenis kue buatan saya sendiri” ungkap perempuan berparas ayu ini.
Berkat ketekunannya itu, penghasilannya terbilang menggiurkan untuk usaha rumahan biasa dan terkesan sederhana ini. Dalam seminggu pemasukannnya mencapai satu juta hingga dua juta rupiah.
Jika hari raya pemasukannya mencapai tujuh juta rupiah. Belum termasuk pesanan untuk kue ulang tahun, kue untuk pengantin, pesanan untuk sekolah-sekolah di kota Ende dan instansi pemerintah yang kini jadi langganan tetapnya.
Beberapa instansi yang pernah mengorder kue buatannya antara lain Dinas Kesehatan, Dinas PPO, Bank NTT, BRI, BNI bahkan pernah mendapat orderan untuk kue ulang tahun Bupati Ende. Bayangkan saja pemasukannya jika dikalikan dalam sebulan atau setahun.
“Inti dari usaha saya ini adalah bahwa saya ikut membahagiakan banyak orang karena kue-kue buatan saya disukai” ungkapnya.
Sherly mengaku ia mampu mendesain kue dengan tingkat kerumitan beraneka ragam menjadi sangat menarik dan diminati pelanggan.
Usaha kue ini memang menjanjikan tetapi juga kadang ada kendala seperti orderan yang tak jadi diambil sementara dia menerapkan prinsip pembayaran setelah orderan diambil.
“Kecewa sih iya, tetapi saya tetap pada pendirian untuk tetap melanjutkan usaha ini. Kepuasan pelanggan tetap menjadi nomor satu. Karena mereka adalah segala-galanya” demikian tuturnya.
Sherly berharap ke depan, usaha kue buatannya semakin maju dan bisa punya toko kue sendiri. Ia juga berharap agar semakin banyak anak muda yang kreatif dan mampu menciptakan peluang usaha tanpa harus menjadi pegawai kantoran. (Hengky Ola/VoN).