Labuan Bajo, Vox NTT-Tim sergap Mabes TNI AD meminta Bulog Labuan Bajo dan Bulog Lembor, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) untuk terus meningkatkan penyerapan gabah (bulir padi) milik petani di wilayah itu setiap tahunnya.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Tim Sergap Mabes TNI AD, Kolonel Arh Made Sudiana kepada wartawan di Labuan Bajo, Selasa (9/5/2017) usai mengecek Gudang Bulog Labuan Bajo.
Tiga orang anggota Tim Sergap Mabes TNI AD, Kolonel Arh Made Sudiana, Kolonel Inf Bambang Wisnu dan Konolel Czi Ade Heri Kurniawan mengunjungi Mabar untuk mendengar langsung keluhan petani terkait persoalan yang mereka dihadapi sekaligus menghadiri panen padi di persawahan Lembor.
Kolonel Arh Made Sudiana mengatakan jika Bulog Labuan Bajo tidak mampu menyerap gabah milik petani karena harga menurun, maka coba Bulog berpikir dengan biaya beli beras yang didatangkan dari luar NTT dengan ongkos pengirimannya.
“Jika harganya beras yang ada di luar sama dengan harga yang ditawarkan oleh Bulog kepada petani, lebih baik Bulog menaikan sedikit harga beli beras milik petani di Mabar , ketimbang harus mengeluarkan uang yang banyak untuk biaya ongkos pengiriman beras yang didatangkan dari luar NTT itu,’’ jelas Sudiana.
Tim Sergap Mabes TNI AD kata dia, kerjasama dengan Menteri Pertanian dan Polri untuk peningkatan penyerapan gabah secara keseluruhan. Dengan harapan seluruh target penyerapan gabang milik petani di seluruh wilayah itu terpenuhi.
“Kita cari apa permasalahannya, kita selesaikan sama-sama agar target penyerapan gabah di masing-masing daerah itu terpenuhi,’’ harap Sudiana.
Konolel Czi Ade Heri Kurniawan dihadapan Petani Lembor di Desa Siru, Kecamatan Lembor meminta agar petani menyerahkan 10 Persen sampai 15 persen hasil panen untuk dijual ke Bulog sebagai bentuk dukungan kepada Bulog untuk penyerapan gabah milik petani.
“Misalnya, hasil panen bapak-ibu sebesar 7 Ton, dari 7 ton itu, 15 Persennya di Jual ke Bulog, itu sudah luar biasa,’’ tutur Kurniawan.
Bulog Belum Optimal
Kepala Kantor Seksi Logistik Labuan Bajo, Ansar Lekymali mengaku pihaknya belum optimal menyerap gabah milik petani lantaran petani di Mabar tidak menjual beras kepada Bulog.
Menurutnya, petani di Mabar lebih memilih menjual beras kepada pengepul ketimbang menjual beras ke Bulog.
“Pada saat panen, petani lebih memilih jual langsung ke Pengepul,’’ tuturnya.
Dia mengatakan pada tahun 2016 lalu, pihaknya menargetkan penyerapan gabah dari masyarakat di wilayah Terang , Kecamatan Boleng dan wilayah Komodo sebanyak 7 Ribu Ton. Namun, tidak berhasil. Pihaknya hanya mampu menyerap gabah sebanyak 376 ton.
Ansar Lekymali berencana pada tahun 2017, pihaknya akan menyerap gabah milik petani sebanyak 3.800 Ton.
Untuk mencapai terget itu, Bulog Labuan Bajo akan bekerjasama dengan kelompok tani serta bekersama dengan Satgas penyerapan padi.
Harga Bulog Murah
Petani di Lembor, Mikael Kaus dan Ali Mustaram mengaku petani tidak menjual padi ke Bulog karena harga yang ditawarkan oleh Bulog sangat rendah yakni Rp 7.300/Kg.
Sementara harga yang ditawarkan oleh pengepul padi di Lembor sebesar Rp 7.500/Kg.
“Kami lebih memilih menjual beras di pengepul ketimbang ke Bulog. Padi di jemput langsung tanpa biaya transportasi oleh pengepul,’’ ujar Mikael Kaus.
Terkait rencana Bulog untuk menyerap padi milik Petani di Lembor, Mikael Kaus menyarankan kepada Bulog bersama Pemerintah Kecamatan agar mengadakan rapat bersama dengan seluruh petani untuk membicarakan 15 persen padi hasil panen untuk di jual ke Bulog.
“Harus ada rapat dengan petani dulu, supaya semua petani bisa menyampaikan pendapatnya dan menyatakan setuju,’’ kata Mikael Kaus. (Gerasimos Satria/VoN).