Ruteng, Vox NTT- Kons Hati, warga Kedutul Kelurahan Watu Kecamatan Langke Rembong Kabupaten Manggarai yang menjadi korban percobaan pembunuhan oleh Yeremias Leta meminta penyidik melakukan tes kebohongan terhadap sejumlah saksi kejadian itu.
Permintaan tersebut disampaikannya karena saksi-saksi yang sudah diperiksa penyidik telah memberi keterangan yang bertolak belakang dengan apa yang mereka lihat ketika peristiwa percobaan pembunuhan itu menimpa dirinya.
“Waktu itu mereka ada di tempat dan melihat langsung kejadian itu. Tapi anehnya yang mereka omong di Polisi bertolak belakang dengan kenyataan,” katanya kepada wartawan, Rabu (7/6/2017).
Kons menduga ada orang yang bermain di balik keterangan saksi-saksi tersebut sehingga mereka tidak bisa memberi keterangan yang benar sesuai dengan kenyataan di Tempat Kejadian Perkara (TKP).
“Karena itu saya minta penyidik melakukan tes kebohongan. Jika hasil tes kebohongan itu ternyata mereka berbohong maka sepantasnya mereka dihukum karena memberi kesaksian palsu,” pungkasnya.
Dalam kesempatan itu juga, Kons Hati mengkritik sikap penyidik yang terkesan membiarkan saksi-saksi tersebut bersaksi tidak sesuai kenyataan. Padahal sebagai penyidik berpengalaman mereka mestinya bisa menggiring saksi untuk bersaksi yang sebenarnya.
Dilansir Beritasatu.com, pada Jumat (26/5/2017) lalu, sejak pagi hingga sore penyidik Polres Manggarai mengkonfrontir keterangan tiga saksi dengan keterangan korban.
Kons Hati seusai melakukan konfrontir itu mengatakan kepada wartawan, ketika konfrontir berlangsung mengatakan hampir semua saksi memberikan keterangan yang bertolak belakang dengan apa yang mereka lihat saat peristiwa usaha pembunuhan itu terjadi.
Ia mengatakan ketika istrinya berusaha dibunuh pelaku, orang pertama yang datang menolong adalah Paulina Makut.
“Di depan penyidik dia membantah, namun istri saya mengatakan, dia datang bersama anaknya yang berumur sekitar 10 tahun bernama Geral. Dia juga membantah bahwa ia datang menolong bukan dengan anaknya, tetapi sendirian. Namun, istri saya mengatakan, dia datang dengan anaknya itu. Karena istri saya menjawab seperti itu, dia diam dan mukanya pucat,” kata Kons.
Kons melanjutkan, Yeremias Leta juga mengayunkan parang kepadanya, dan yang menghadang waktu itu adalah Fauzi Jehamat.
“Di depan penyidik Fauzi Jehamat mengaku tidak melihat pelaku mengayunkan parang, hanya melihat pelaku berusaha mencabut parang dari sarungnya namun Fauzi Jehamat melarang dan mencegahnya. Ya, walaupun dia hanya memberi keterangan seperti itu, itu berarti pelaku sudah berusaha membunuh saya juga,” kata dia.
Kons dan istrinya berharap Polisi segera menetapkan Yeremias Leta sebagai tersangka dan menahannya.
“Istri saya masih sangat trauma dengan pelaku,” kata dia.
Sebagaimana diberitakan, Yeremias Leta berusaha membunuh Kons dan Roni, di depan rumah mereka, Senin (15/5/2017). Roni (Feronika Jeramu) mengisahkan, pada Senin (15/5/2017), seusai apel bendera di kantornya di Puskemas Kota Ruteng, ia balik ke rumah mereka untuk mengambil laptop yang ketinggalan. Sampai di rumah, di depan rumah mereka tertumpuk sampah, bekas pempers orang dewasa.
“Saya mengeluh waduh siapa yang membuang sampah pampers orang dewasa yang sudah terpakai di teras ini,” jelasnya.
Selang sekitar dua menit, muncul Yeremias Leta dengan sebilah parang di tangannya, mengejar Roni sambil berteriak melecehkan dirinya. Karena itu, Roni lari sambil berteriak minta tolong ke tetangga.
“Saya juga menelepon suami saya,” kata Roni.
Di samping utara rumah milik Roni ada sebidang tanah kosong milik Yeremias Leta. Ia menuduh Roni sekeluarga membuah sampah di lahan kosong yang ditanami singkong itu. Menurut Roni tuduhan pelaku tidak berdasar.
Selang sekitar lima menit kemudian, suaminya Kons Hati, tiba di depan rumah mereka dengan sepeda motornya.
“Kehadiran suami saya membuat Yeremias Leta semakin berang dan berusaha menyerang Kons dengan sebilah parangnya,” kata Roni.
Entah kenapa, Kons yang tidak melarikan diri dan membiarkan pelaku mengayukan parangnya malah mengurungkan niatnya, namun mengeluarkan kata-kata kotor.
“Anjing kau, percuma S2, membuang sampah di tempat saya,” jelasnya.
Roni jugaengisahkan pada 19 Desember 2016, Yeremias Leta juga pernah membunuh anjing mereka sampai mati dengan alasan merusak satu batang pohon singkongnya. Atas kejadian itu, Kons dan istrinya melapor ke Polisi, namun Polisi tidak mengambil langkah hukum. (Ferdiano Sutarto Parman/VoN).