Bajawa, Vox NTT– Para mahasiswa Kerja Kuliah Nyata (KKN) dari Fakultas Hukum Undana II Bajawa menggelar penyuluhan hukum kepada masyarakat di RT 07, Dusun Boraga, Desa Ubedolumolo, Kecamatan Bajawa, Kabupaten Ngada, Selasa (6/6/2017) malam.
Penyuluhan hukum ini dilakukan untuk meminimalisasi angka Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).
Zakarias Latong dan Nurya Datus, dua mahasiswa Fakultas Hukum Undana II Bajawa kepada VoxNtt.com, Rabu (7/6/2017), mengatakan ketegangan maupun konflik dalam rumah tangga merupakan hal yang wajar dan hampir semua keluarga pernah mengalaminya.
Zakarias Latong mengaku, dari sekian konflik itu terdapat penyelesaian yang berbeda-beda di masing-masing rumah tangga.
Apabila diselesaikan dengan baik, maka setiap anggota keluarga dapat memperoleh nilai positif yang berharga, dimana dapat menyadari dan memahami perasaan serta kepribadian dari masing- masing pasangannya.
Lebih lanjut Aris yang biasa ia disapa, penyebab utama kekerasan dalam rumah tangga adalah adanya kekuasaan yang tidak seimbang antara suami dan istri. Salah satunya menganggap bahwa mereka yang paling berkuasa dan menjadi penentu segala sesuatu dalam keluarga. Sehingga, salah satu pihak merasa ada diskriminasi.
Misalnya, sebut Aris, masalah peerokonomian keluarga. Menikah pada usia muda dan kurangnya komunikasi yang harmonis dalam keluarga.
Hal itu tentu perlu adanya komunikasi yang baik agar tercipta rumah tangga yang harmonis yang saling mendukung.
Teman Aris, Nurya Datus, dalam kesempatan tersebut kekerasan terhadap anak dalam keluarga disebabkan karena kekeliruan pemahaman.
Seringkali masyarakat atau orangtua menganggap bahwa kekerasan terhadap anak dalam rumah tangga adalah hal yang wajar untuk mendidik kedisiplinan.
Kata dia, orangtua lupa bahwa dialah yang paling bertanggungjawab dalam mengupayakan kesejahteraan, perlindungan, peningkatan dan kelangsungan hidup, serta mengoptimalkan tumbuh kembang anaknya.
Dikatakan Keluarga merupakan tempat pertma kali anak belajar mengenal aturan hidup keluarga dan masyarakat sehingga hindari anak dari labeling yang negatif terhadap anak karena akan berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya anak ke depan. (Arkadius Togo/VoN)