Ruteng, Vox NTT- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manggarai melalui Sekretaris Dinas Pariwisata, Klemens Nggangga mengaku penyelenggaran Tour de Flores (TdF) 2016 lalu tak berdampak signifikan terhadap pertumbuhan sektor pariwisata di Manggarai.
“Ada pengaruhnya, tapi tidak signifikan,” katanya kepada VoxNtt.com, Senin (19/6/2017).
Kendati demikian, ia menegaskan Pemkab Manggarai tetap ambil bagian dalam TdF 2017 yang diselenggarakan pada 14-19 Juli mendatang. Untuk itu, Pemkab Manggarai sudah menyiapkan anggaran dan panitia pelaksana TdF tingkat Kabupaten.
Dari sisi anggaran, Pemkab Manggarai sudah menyiapkan Rp 497.000.000 dalam APBD Induk 2017. Namun, anggaran tersebut masih sedikit jika dibandingkan dengan permintaan EO.
“Yang diminta sama EO itu sebesar 1.023.000.000. Berarti kita masih kekurangan 526.000.000. Kurangnya itu nanti akan diajukan lagi dalam (APBD) Perubahan,” ujarnya.
Selain anggaran, Nggangga juga mengaku pihaknya sudah membentuk panitia TdF tingkat kabupaten. Kepanitiaan tersebut disahkan dengan Surat Keputusan Bupati Manggarai Nomor HK/229/2017 Tentang Pembentukan Panitia Pelaksana TdF Tingkat Kabupaten Manggarai tahun 2017.
Terlepas dari persiapan tersebut, Klemens Nggangga mengaku hingga sekarang Pemkab Manggarai belum menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Yayasan Alsemat (Alumni Seminari Mataloko) selaku event organizer (EO) TdF.
“Draft MoUnya disusun EO dan suruh kita tanda tangan. Kita tidak mau karena mestinya MoU itu ada DPRD di dalamnya. Sedangkan (MoU) ini tidak ada,” jelasnya.
Dalam MoU tersebut, jelas Nggangga, terdapat dua poin utama yang ditawarkan EO kepada pemerintah kabupaten se-daratan Flores. Pertama, pemerintah kabupaten harus mendukung penyelenggaraan TdF. Kedua, pemerintah kabupaten harus menyiapkan anggaran pelaksanaan TdF sesuai permintaan EO.
“Itu yang membuat kami belum menandatangi MoU itu. Tidak tahu kabupaten lain,” ujar Nggangga
Saat ditanya, apakah ada sanksi jika Pemkab Manggarai tak ikut dalam TdF 2017 seperti yang dilakukan Pemkab Ngada, Klemens Nggangga enggan berkomentar.
“Ini pertanyaan menjebak. Sebaiknya itu tanya ke Gubernur,” tukasnya.(Ferdiano Sutarto Parman/VoN)