Bajawa, Vox NTT-Data dari Dinas Peternakan Kabupaten Ngada menyebutkan sejak awal bulan Februari sampai saat Juli melaporkan terjadi kematian unggas dalam jumlah yang tinggi.
Dalam data tertera, kematian unggas bebek sebanyak 2962 ekor, dan ayam sebanyak 1553 ekor.
Jumlah kematian unggas bebek dan ayam ini tersebar di wilayah kecamatan Bajawa, Golewa Barat, Golewa, Bajawa Utara, dan Kecamatan Soa.
Dari hasil surveilens, investigasi, dan pemeriksaan laboratorium oleh Dinas Peternakan Kabupaten Ngada bekerja sama dengan Dinas Peternakan Provinsi NTT, serta balai besar veterine Denpasar-Bali, diketahui bahwa kematian besar-besaran pada unggas bebek dan ayam di Ngada disebabkan oleh virus avian influenza.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Manusia Veteriner pada Dinas Peternakan Kabupaten Ngada, Yenny Goa Kepada wartawan mengatakan penyebab flu burung adalah virus influenza tipe A. Virus tersebut dapat bertahan hidup di air sampai empat hari.
Yenny menjelaskan flu burung bisa menular dari unggas ke unggas dan dari unggas ke manusia.
Penularan terjadi melalui air liur, lendir, dan feses.
Penyakit ini juga dapat menular melalui udara yang tercemar.
Penularan dari unggas ke manusia juga dapat terjadi jika bersinggungan langsung dengan unggas yang terkena flu burung.
Contohnya seperti bisa terkena bagi pekerja di peternakan ayam, pemotong ayam dan juga penjamah produk unggas lainnya.
Untuk itu, Yenny menghimbau kepada masyarakat dan peternak ayam untuk menerapkan pola pemeliharaan unggas yang baik.
Itu dilakukan dengan cara dikandangkan, melakukan pembersihan atau disinfektan pada kandang melalui penyemprotan cairan bayclin, pemberian vitamin pada ternak unggas, serta dilarang mengkonsumsi unggas yang telah mati. (Arkadius Togo/VoN)