Ruteng, Vox NTT- Dua anggota DPRD NTT, masing-masing, Yeni Veronika dan H Yusuf M. Tahir memantau sejumlah proyek irigasi dan pengembangan kambing etawa milik provinsi itu di Kabupaten Manggarai, Sabtu (22/7/2017).
Pantauan VoxNtt.com, Yeni dan Yusuf memantau irigasi persawahan Ndeung, Kelurahan Karot, Kecamatan Langke Rembong. Selanjutnya, mereka juga datang memeriksa kondisi irigasi di sejumlah tempat di Kecamatan Ruteng dan Wae Ri’i.
Selain memeriksa irigasi, dua anggota DPRD NTT Dapil 4 itu juga memeriksa pengembangan kambing etawa di Kampung Lidang, Desa Ndehes, Kecamatan Wae Ri’i.
Yeni Veronika kepada wartawan mengatakan, kondisi irigasi di persawahan Ndeung terdapat beberapa titik yang rusak parah dan membutuhkan penanganan oleh pemerintah provinsi NTT.
Terpantau, kondisi irigasi di persawahan itu memang sudah rusak di beberapa titik. Banyak tembok jebol di irigasi yang dibangun tahun 2008 lalu itu.
Akibat tembok jebol, banyak petani mengeluh air tidak jalan di dalam irigasi. Apalagi, banyak sampah terbawa air dan tertampung di persawahan warga Karot.
“Memang harus segera diperbaiki irigasi ini, tapi tidak sekarang perbaikannya,” ujar Yeni kepada sejumlah awak media.
Sedangkan, terkait pengembangan kambing etawa kata dia, pemerintah provinsi NTT membantu sebanyak 10 ekor tahun 2016 lalu kepada kelompok pengembang di Desa Ndehes.
Menurut politisi PAN itu, kambing asal India itu memang harganya cukup mahal dan paling banyak dicari konsumen.
Karena itu peluang pasarnya cukup bagus untuk membantu para petani karena harganya relatif mahal dari kambing biasa.
“Beli anaknya saja seharga Rp 5 juta. Beli pribadi tidak bisa, kecuali kelompok karena itu bantuan pemerintah,” tukas Yeni.
Dia menambahkan, untuk tahun 2017 pemerintah provinsi akan membantu sebanyak dua kelompok lagi di Manggarai untuk pengembangan kambing etawa.
Dua kelompok itu yakni, di Desa Golo Worok kecamatan Ruteng dan di Pulau Mules kecamatan Satarmese Barat.
Dia berharap agar kelompok petani yang mendapat bantuan tersebut memelihara dengan baik kambing etawa tersebut.
Hal itu dimaksud agar selain membantu ekonomi warga, juga bisa sebagai produsen anak kambing etawa bagi kelompok-kelompok lain ke depan.
“Permintaan (kambing etawa) banyak dengan harga mahal. Kembangkan itu kambing, kalau ada kelompok lagi bisa didrop dari kelompok yang sudah mengembang lebih dulu, sehingga tidak perlu lagi dicari di luar daerah,” jelas Yeni. (Adrianus Aba/VoN)