Voxntt.com – Selama beberapa tahun terakhir, Nusa Tenggara Timur (NTT) selalu menempati urutan terakhir jumlah kelulusan ujian nasional (UN), baik untuk Sekolah Menengah Pertama maupun untuk Sekolah Menengah Atas.
Ada banyak faktor yang menyebabkan hal ini, termasuk misalanya guru untuk mata pelajaran yang masuk di dalam UN sangat terbatas, dari segi jumlah dan kapasitas atau kualitas.
Sebaran guru-guru yang berlatar belakang pendidikan pada bidang pengajarannya juga tidak proporsional dengan pelajaran yang diajarkan di semua sekolah.
Robert Soter Marut, salah satu calon gubernur NTT periode 2018-2023 mengatakan, untuk mengatasi fakta ini, pemerintah seyogyanya memikirkan langkah-langkah terobosan.
Dalam rangka meningkatkan kelulusan setiap sekolah, kata dia, perlu mendukung peningkatan jumlah dan mutu pengajaran guru-guru sesuai bidang studinya masing-masing.
“Hal ini bisa dilakukan dengan menyediakan program pelatihan reguler untuk guru-guru,” katanya, Rabu, 26 Juli 2017.
Upaya lain, jelas dia, adalah mendukung pengadaan fasilitas belajar-mengajar, seperti buku-buku bacaan serta mengefektifkan pelaksanaan program Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
“Dari segi manajemen, perlu memisahkan manajemen sekolah dari sistem pengajaran sekolah,” tandas Robert.
Langkah lain, jelas dia, adalah peningkatan jumlah dan kualitas guru. “Konkretnya adalah dengan mendukung fakultas atau jurusan pendidikan guru di beberapa universitas yang ada di NTT di bawah pengawasan universitas-universitas nasional dan Universitas Nusa Cendana,” ungkapnya.
Pada jangka pendek, menurut dia, membentuk tim khusus yang menjadi penatar atau pelatih guru-guru bidang matematika, science, Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia di bawah koordinasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.
Ia juga menekankan pentingnya menambah jumlah sekolah kejuruan di masing-masing kabupaten/kota sesuai dengan orientasi pembangunan kabupaten/kota.
“Misalnya dengan mendirikan sekolah menengah pariwisata, sekolah menengah perikanan dan kelautan, sekolah menengah pertanian, peternakan, industri kecil dan teknik,” katanya.
“Universitas-universitas yang ada perlu didukung untuk mengembangkan jurusan yang menghasilkan tenaga pengajar di semua sekolah-sekolah kejuruan,” lanjut Robert.
Untuk menjawab kebutuhan riil masyarakat, kata dia, pemerintah perlu mendirikan pusat-pusat pelatihan ketrampilan, yang mencakup, pertanian, peternakan, industri kecil, perikanan, manajemen usaha kecil dan menengah serta anajemen keuangan mikro.
“Setiap warga masyarakat desa dan kota didorong untuk mengikuti pendidikan di pusat-pusat pelatihan tersebut sesuai dengan bidang minatnya masing-masing,” katanya.
Sejumlah gagasan tersebut, kata Robert, akan mudah dilaksanakan jika pemerintah bekerjasama dengan universitas-universitas atau perguruan tinggi-perguruan tinggi dan dengan lembaga swadaya masyarakat yang ada di NTT atau yang ada di daerah-daerah lain di luar NTT yang berminat bekerja di NTT. (VoxNTT)